Virus Corona
Pakar Penyakit Menular AS, Anthony Fauci Kritik Ucapan Pejabat WHO hingga Sebut China Rugikan Dunia
Dr Anthony Fauci menegur WHO terkait penularan dari pasien Covid-19 kepada orang yang tidak terinfeksi adalah kasus yang jarang terjadi.
TRIBUNTERNATE.COM - Sosok Dr Anthony Fauci, pakar penyakit menular Amerika mendadak menjadi sorotan.
Hal ini terjadi saat Fauci menegur Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) pada Rabu (10/6/2020).
Di mana Fauci mengatakan bahwa seorang pejabat di badan internasional itu salah ketika dia mengklaim sangat jarang bagi orang yang terinfeksi tanpa gejala untuk menularkan Covid-19 kepada orang sehat.
"Apa yang dikatakan kemarin dari seorang anggota WHO tentang penularan dari orang tanpa gejala ( asimptomatik) kepada orang yang tidak terinfeksi jarang terjadi," ujar Fauci, dilansir dari Good Morning America (GMA).
"Mereka harus tarik ucapan itu karena tidak ada bukti yang menunjukkan keabsahannya itu," ujar Fauci.
"Nyatanya, bukti yang kita miliki, mengingat persentase orang antara 25, 45 persen dari total orang yang terinfeksi, kemungkinan tidak punya gejala," imbuhnya.
• Benarkah Hanya Inspeksi? Ini Fakta-fakta Presiden Donald Trump Dilarikan ke Bunker Gedung Putih
• Sebut 99 Persen Polisi AS Adalah Orang Hebat, Donald Trump Bersikeras Tak Akan Bubarkan Kepolisian
"Dan kita tahu dari kajian epidemiologi bahwa mereka bisa menularkan ke orang lain yang tidak terinfeksi, sekali pun (yang menularkan ini) tidak ada gejala."
"Pernyataan bahwa penularan orang dengan asimptomatik kepada orang sehat adalah kasus yang jarang terjadi harusnya ditarik oleh WHO," jelas Fauci.
Teguran Fauci itu datang setelah Dr Maria Van Kerkhove, kepala unit penyakit dan zoonosis WHO, pada Senin lalu mengatakan bahwa penularan dari pasien Covid-19 kepada orang yang tidak terinfeksi adalah kasus yang jarang terjadi.
Selama rapat harian di Jenewa, Kerkhove mengatakan, "Dari data yang kita miliki, tampaknya masih jarang terjadi seseorang dengan asimptomatik menularkan (virus) ke orang lain."
Namun, setelah mendapat kecaman, Kerkhove harus menarik kembali ucapannya pada Selasa lalu.
Fauci, pakar penyakit menular yang berada dalam tim satgas wabah yang dibentuk Presiden Donald Trump, mengatakan kepada GMA bahwa virus corona adalah "infeksi yang sangat tidak biasa" yang tetap berbahaya ketika masyarakat di seluruh negeri dan dunia mulai mengurangi pembatasan lockdown.
"Peluang manifestasinya (penularan) luar biasa," katanya.
“Anda bisa menemui orang yang terinfeksi, tetapi tidak memiliki gejala (asimptomatik).
Anda bisa mendapati orang yang terinfeksi dan tersenyum (karena) gejala yang (ada) hampir tidak mereka sadari.
Yang lain memiliki gejala yang lebih parah.”
Adapun untuk ketersediaan vaksin, Fauci mengatakan, vaksin bisa tersedia pada akhir tahun ini ataupun awal tahun depan. (Kompas.com/Miranti Kencana Wirawan)
Fauci: Bungkam Peneliti Virus Corona, China Rugikan Dunia
Dr Anthony Fauci seorang pakar penyakit menular di Amerika Serikat ( AS), menyebut China telah "merugikan" dunia dengan membungkam para peneliti virus corona.
Pembungkaman yang dimaksud Fauci adalah tidak mengizinkan para peneliti berbicara terang-terangan tentang Covid-19 di awal penyakit ini merebak.
"Saya pikir pihak berwenang China yang tidak mengizinkan para peneliti berbicara secara terbuka dan transparan, dan itu benar-benar merugikan," ujar Fauci kepada John Catsimatidis di program radio AM 970 pada Minggu (7/6/2020).
Fauci melanjutkan, jika para peneliti China dapat memperingatkan lebih dini tentang penularan virus antarmanusia, jumlah kasus di seluruh dunia mungkin tidak sebanyak sekarang.
"Karena pada awal wabah, mereka mengklaim bahwa ini hanya penularan dari hewan ke manusia," terang direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional tersebut, yang telah menjabat sejak 1984.
"Dan sama sekali tidak ada penularan dari manusia ke manusia. Dan mereka memegang pernyataan itu selama beberapa minggu.
Dan kemudian menjadi sangat jelas ketika para ilmuwan dapat berbicara, bahwa, pada kenyataannya, ada penularan dari manusia ke manusia."
"Ya, ini adalah contoh lain dari situasi yang kurang menguntungkan dari kurangnya keterbukaan sejak awal," ungkap Fauci.
• Simak Cara Mencuci Masker Kain Menurut Panduan Terbaru WHO, Siapkan Air Panas dan Deterjen
• WHO Sebut Virus Corona Kemungkinan Tidak Akan Pernah Hilang
Presiden Donald Trump telah bolak-balik mencerca China, karena tidak segera memperingatkan dunia tentang keparahan virus corona, setelah dilaporkan kasus pertama di Wuhan akhir Desember 2019.
Trump juga menuding pemerintah Negeri "Tirai Bambu" tidak transparan tentang jumlah kasus Covid-19 di sana.
Selain itu, presiden ke-45 AS ini juga menuduh China menggunakan hubungannya dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO), untuk menunda update penting tentang pandemi.
Dilansir dari New York Post Minggu (7/6/2020), sebuah laporan pekan lalu menyebut China menunda penyerahan data lengkap kepada WHO tentang pasien dan kasus Covid-19.
Laporan itu juga menyebut China tidak merilis peta genetik virus corona sampai lebih dari seminggu, setelah tiga laboratorium memecahkan kode genetiknya.
Kemudian Associated Press melaporkan, keterlambatan data genetik memperlambat pengembangan vaksin, dan kurangnya informasi jumlah kasus membuatnya sulit menentukan seberapa cepat Covid-19 menyebar ke seluruh dunia.
Hingga Senin (8/6/2020), total ada lebih dari 7 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia dengan korban meninggal dunia mencapai 406.000 menurut data dari Worldometers. (Kompas.com/Aditya Jaya Iswara)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ucapan Pejabat WHO Ini Dikritik Pakar Penyakit Menular AS, Anthony Fauci" dan "Fauci: Bungkam Peneliti Virus Corona, China Rugikan Dunia"