Deretan Poin Kunci Debat Capres AS, Donald Trump Tak Berhenti Menyela Joe Biden
Donald Trump dan penantangnya dari Partai Demokrat Joe Biden akhirnya bertatap muka langsung dalam debat pertama.
TRIBUNTERNATE.COM – Berikut deretan poin dalam acara debat calon presiden (capres) di Amerika Serikat ( AS).
Di mana akhirnya capres petahana AS Donald Trump dan penantangnya dari Partai Demokrat Joe Biden akhirnya bertatap muka langsung dalam debat pertama.
Mereka berdebat selama 90 menit setelah lebih dari setahun saling menyerang melalui pernyataan demi pernyataan.
Namun, dalam debat pada Selasa (29/9/2020) malam waktu setempat di Case Western Reserve University, Cleveland, AS tersebut, keduanya saling menginterupsi pernyataan satu sama lain.
• Donald Trump Ancam Berikan Balasan 1.000 Kali Lipat Lebih Dasyat jika Iran Serang Negaranya
• Donald Trump Akui Jadi Presiden AS karena Barack Obama, Balas Kritikan Pedas Michelle Obama?
Trump, khususnya, harus diingatkan berulang kali oleh moderator debat Chris Wallace dari Fox News.
Debat tersebut dinilai cukup kacau dengan hanya sedikit sekali diskusi konstruktif dan adu gagasan dari dua calon presiden AS.
Berikut adalah beberapa poin penting dalam debat pertama dari tiga debat presiden AS pada selasa malam sebagaimana dilansir dari ITV.
Donald Trump Tak Berhenti Menyela Joe Biden
Trump sangat terbiasa menyerang, dan gayanya yang gung-ho membuat lawannya dari Partai Demokrat berjuang untuk menyelesaikan kalimatnya.
Trump sering menyela Biden di tengah kalimat, terkadang dengan cara yang sangat pribadi.
“Tidak ada sesuatu yang pintar dari Anda. 47 tahun Anda tidak melakukan apa-apa,” kata Trump.
Trump memainkan perannya sebagai perundung, peran yang mungkin cukup efektif menghentikan serangan terburuk dari Biden.
Sebelum debat, para pembantu Trump percaya bahwa Biden tidak akan mampu menahan serangan yang melemahkan gaya dan substansi Biden.
Namun, Biden juga datang dengan beberapa balasannya sendiri, seperti menyebut Trump sebagai "badut" dan mengejek Trump dengan pertanyaan retoris "bisakah kau diam, bung?”
Trump Menolak Mengutuk Supremasi Kulit Putih