Tagar #SavePapua Trending di Twitter, Hutan Adat di Papua Habis demi Perluasan Lahan Kelapa Sawit?
Twitter sejak pagi, Jumat (13/11) telah ramai dengan tagar #SavePapua dan pembicaraan mengenai hutan. Sebenarnya, ada apa?
Mengutip Kompas, sebelumnya, pada tahun 2016, investigasi menunjukkan adanya penggunaan api yang sistematis dan meluas yang dilakukan pihak Korindo Group yang berbasis di Jakarta.
Tindakan itu mengakibatkan kabut asap bertambah, mencekik sebagian besar Asia Tenggara selama musim kemarau tahunan berdasarkan laporan kelompok aktivis lingkungan kepada Reuters.
Media Reuters mewartakan bahwa saat itu, Korindo telah membabat lebih dari 50 ribu hektar hutan dataran rendah tropis untuk perkebunan kelapa sawit di provinsi terpencil di Papua dan Maluku.
Setidaknya, seluas 75.000 hektar di Papua saat itu berada dalam 'risiko langsung' untuk dibuka lahannya.
Melalui akun Twitter-nya, @Arie_Kriting juga meminta tolong kepada pecinta musik korea atau K-pop untuk sejenak memberi perhatian terkait hal ini.
"Coba tolong ade-ade kesayangan pencipta K-Pop, hal macam begini jadi perhatian sebentar. Perusahaan Korea datang bakar hutan, lalu menuduh masyarakat setempat yang bakar karena cari tikus tanah. Apa iya seperti itu? Semoga ada investigasi lanjutan," tulisnya, Kamis (12/11/2020).
Dalam unggahannya, ia menunjukkan sebuah video dari BBC News Indonesia yang memperlihatkan ribuan hektar hutan di Papua diduga sengaja dibakar oleh perusahaan asal Korea.
Cuitan Arie Keriting sudah ditanggapi oleh ribuan akun yang sebagian besar merupakan fans hingga fanbase K-Pop.
Beberapa diantaranya menyebut, topik ini bisa dibantu untuk diviralkan oleh jutaan akun Fans K-Pop yang dikenal solid di dunia maya.
Namun, tidak sedikit pula yang salah paham, dan justru menganggap tidak semua hal tentang Korea Selatan selalu berkaitan dengan K-Pop. (Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari)
Kisah Pilu Habisnya Hutan Adat di Papua
Ketua marga Kinggo dari Suku Mandobo, Petrus Kinggo begitu menyesali perbuatannya enam tahun lalu yang kemudian mengubah nasib marganya untuk selamanya.
Pasalnya, ia turut berperan memuluskan langkah anak usaha perusahaan sawit asal Korea Selatan, Korindo Group, untuk melakukan ekspansi kebun sawit di Boven Digoel dengan menjadi "koordinator" bagi 10 marga.
Karena peran Petrus, hutan adat miliknya dan marga lainnya kini berubah menjadi area konsesi anak usaha Korindo, PT Tunas Sawa Erma (TSE).
Petrus berperan mempengaruhi marga-marga lain supaya mau melepas hutan adat mereka, kala itu.