Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Kisah Keluarga Oloandi di Tapanuli Selatan: Dihina Tetangga karena Miskin, Asingkan Diri ke Hutan

Hal pahit harus diterima keluarga Oloandi, karena mereka dipandang remeh oleh para tetangga dengan kondisi ekonomi yang begitu lemah.

K. Yoganand
Ilustrasi hutan. 

Ancaman gigitan nyamuk hutan dan binatang buas lainnya tak lagi dia hiraukan.

Melewati malam tanpa lampu penerangan juga sering dialami keluarga tersebut.

Baca juga: 3 Ulama Positif Covid-19: Syekh Ali Jaber, Aa Gym, dan Ustaz Yusuf Mansur, Apa yang Mereka Rasakan?

Baca juga: 7 Fakta GeNose, Alat Deteksi Covid-19 dari Embusan Nafas Buatan UGM: Tak Bisa Gantikan PCR

Baca juga: Ditetapkan sebagai Tersangka bersama Gisel dalam Kasus Video Syur, Siapakah Sosok MYD?

Selain karena memang tidak ada listrik tersambung ke gubuk pamannya tersebut, Oloandi tak punya cukup uang membeli lilin.

Saat ini, anak Oloandi yang paling sulung sudah duduk di bangku kelas satu SD.

Setiap hari, Oloandi menemani anaknya ke sekolah dan anaknya tersebut harus berjalan sejauh lima kilometer agar bisa sampai ke sekolah.

Tidak ada jalan lain ntuk membeli beras dan keperluan dapur lainnya, termasuk menyambung sekolah anaknya selain menjadi buruh panjat kelapa.

Oloandi juga tidak punya lahan untuk bercocok tanam, dampaknya anaknya yang masih berusia satu tahun pun nyaris tak pernah minum susu.

Paling tinggi penghasilan Oloandi dalam sehari dari upah memanjat kelapa hanya Rp 50 ribu rupiah saja.

Sulitnya lagi, dalam seminggu jasanya hanya 2 kali dipakai toke, artinya seminggu hanya bisa menghasilkan 100 ribu rupiah saja.

"Hanya 50 ribu rupiah per hari. Tertentu juga, itu pun kadang satu hari ini ada, besok kadang enggak ada. Kadang mau, dalam seminggu cuma dua kali,"terang Oloandi.

Tidak Pernah Terima Bantuan Sosial

Selama ini, kata Oloandi pendataan memang sering dilakukan Pemerintah terhadap keluarga kurang mampu.

Mirisnya, meski sudah terdata Oloandi tak pernah merasakan bantuan yang seharusnya menjadi haknya.

Padahal, kata Oloandi tetangganya semasa di perkampungan berhasil memoeroleh bantuan.

"Kalau data sering, tapi enggak pernah dapat bantuan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved