Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Aung San Suu Kyi Ditahan Militer, Server Internet Myanmar Down, Myanmar Terancam Kudeta

Aung San Suu Kyi dan tokoh senior lainnya dari partai yang berkuasa ditahan oleh militer. Internet Myanmar down, Myanmar terancam kudeta.

Kompas.com
Aung San Suu Kyi 

TRIBUNTERNATE.COM - Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan tokoh senior lainnya dari partai yang berkuasa ditahan oleh militer.

Penahanan ini dilakukan pada serangan dini hari, Senin (1/2/2021).

Hal ini diungkapkan oleh juru bicara Partai National League for Democracy.

Penahanan oleh militer ini dilakukan setelah berhari-hari terjadi ketegangan yang terus meningkat antara pemerintah sipil dan militer.

Ketegangan antara pemerintah sipil dan pemerintah ini kuat sehingga menimbulkan ketakutan akan adanya kudeta militer.

Ketegangan ini terjadi setelah pemilihan umum yang dinilai curang oleh pihak militer.

Dikutip dari NBC News, juru bicara Myo Nyunt mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa Suu Kyi, Presiden Win Myint dan para pemimpin lainnya telah "dibawa" pada dini hari.

Baca juga: Pelatih Myanmar Ungkap Sosok yang Paling Diwaspadai di Timnas U-22 Indonesia, Siapa?

Baca juga: Varian Baru Virus Corona, Kini Sudah Ada 6 Negara di Asia yang Terinfeksi, Terbaru Korea Selatan

Myo Nyunt juga menyampaikan bahwa ia perharap pihaknya tidak menanggapi penahanan ini dengan gegabah.

"Saya ingin memberitahu orang-orang kami untuk tidak menanggapi dengan gegabah," ujar Myo Nyunt.

Selain itu, ia juga ingin kejadian ini ditindak secara hukum.

"Dan saya ingin mereka bertindak sesuai dengan hukum," lanjutnya.

Ia pun menambahkan ada kemungkinan dirinya juga akan ditahan oleh militer.

Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi (Kompas.com)

Internet Myanmar Down

Sementara itu, menyusul adanya pemberitaan penahanan Aung San Suu Kyi, jaringan komunikasi dilaporkan terputus atau tidak stabil di dua kota besar Myanmar.

Dua kota tersebut yakni Naypyidaw, ibu kota Myanmar, serta Yangon, kota dan pusat komersial terbesar di negara itu.

Dilansir dari The Washington Post, stasiun siaran yang dikelola oleh pemerintah Myanmar Radio and Television mengatakan dalam sebuah posting Facebook bahwa mereka tidak dapat melakukan penyiaran karena ada masalah pada jaringan komunikasi.

Selain itu, situs web juga dilaporkan tidak aktif.

Layanan pemantauan Internet Netblocks mengatakan konektivitas nasional telah turun hingga 75 persen dari tingkat normal.

Baca juga: Satu Minggu Menjabat, Presiden AS Joe Biden Sudah Peringatkan China Soal Ekspansionisme

Baca juga: Pernah Terlibat Skandal Foto Syur, Selir Kontroversial Raja Thailand Dinobatkan Jadi Ratu Kedua

Militer Curigai Kecurangan Pemilu

Penyebab dari kejadian ini didasari oleh adanya kecurigaan militer tentang pemilu.

Militer menuduh ada kecurangan pemilih dalam pemungutan suara pada pemilu November 2020, seperti dilansir dari The Washington Post.

Akan tetapi komisi pemilihan Myanmar mengatakan tidak ada bukti yang dapat mendukung klaim dari militer tersebut.

Partai pihak militer, yakni The Union Solidarity and Development Party, juga menuduh adanya kecurangan pemilih setelah pihaknya hanya memenangkan 33 kursi.

Dengan adanya ketegangan politik, dan penahanan Aung San Suukyi ini menimbulkan  ketakutan akan adanya kudeta militer di Myanmar.

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved