Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Swab Antigen dan PCR untuk Syarat Perjalanan dan Masuk Kantor, Dokter Tirta: Indonesia Salah Kaprah

Dokter Tirta menyebutkan Indonesia salah kaprah soal tracing Covid-19. Menurutnya, seharusnya tes swab dan PCR digunakan untuk tracing.

Instagram/dr.tirta
Dokter Tirta Mandira Hudhi 

Dokter Tirta menegaskan, ia telah menyampaikan persoalan ini berulang kali. 

Ia mengatakan bahwa untuk orang positif Covid-19 tanpa gejala, cukup melakukan isolasi mandiri selama 14 hari.

"Padahal saya udah bilang, saya udah bilang berkali-kali. Untuk orang Covid yang tidak bergejala itu cukup isoman 14 hari," terangnya.

Ia menyebutkan, setelah 14 hari, virus akan kehilangkan kemampuan menginfeksi.

"Setelah 14 hari, kemampuan infeksi virus tidak ada," terangnya.

Ia juga menambahkan, orang tersebut masih bisa terdekteksi positif karena ada virus mati di hidung dan di laring.

Sang host, Rosi, menanyakan apakah Dokter Tirta menyetujui pernyataan Menteri Kesehatan (Menkes) yang baru, Budi Gunadi Sadikin, yang juga mengatakan hal yang serupa dengan pernyataan Dokter Tirta.

"Menkes yang baru juga bilang selama ini kita salah dalam hal pelacakan secara epidemiologi, apakah kamu setuju dengan pernyataan itu?" tanya host.

Menyetujui hal itu, Dokter Tirta menyebut bahwa sebelumnya Menkes sudah bertemu dengan para pihak yang bertugas langsung menangani Covid-19.

"Setuju, beliau itu ngomong seperti itu karena beliau ada diskusi dengan Kawal Covid, Lapor Covid, dan peneliti-peneliti dari berbagai universitas," ujar Dokter Tirta.

Tegaskan Vaksinasi Covid-19 Aman, Dokter Tirta: Nggak Bengkak, Nggak Pingsan, Masih Hidup

Naik KA Jarak Jauh Wajib Tunjukkan Hasil Rapid Test Antigen, Berlaku Mulai Besok 22 Desember

Dirinya menyebutkan, pada pertemuan itu, para pihak yang bertugas langsung menangani Covid-19 juga mengatakan hal yang sama dengan pernyataan Dokter Tirta, yakni Indonesia salah soal tracing.

"Mereka mengatakan epidemiologi kita itu agak salah tracingnya, tracing itu melacak orang-orang di sekitar yang positif," kata Dokter Tirta.

Selain untuk tracing orang-orang di sekitar orang yang positif, Dokter Tirta juga menyebutkan, tracing juga digunakan untuk melacak orang-orang yang berpotensi terkena paparan Covid-19.

Ia mencontohkan misalnya seperti orang-orang yang menghuni perkampungan.

"Dan melacak orang-orang yang berpotensi kena, kayak di perkampungan," lanjutnya.

Setelah itu, dirinya menegaskan kembali pernyataannya, bahwa Indonesia selama ini telah salah kaprah soal tracing.

"Lha yang terjadi di Indonesia, itu jadi syarat transprotasi dan masuk kantor. Ini salah besar," tegasnya.

Video selengkapnya:

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved