Ungkap Alasan 'Kudeta' Partai Demokrat, Pengamat: Popularitas AHY Beda Jauh Dibandingkan dengan SBY
Direktur Eksekutif Indo Barometer ini mengatakan, popularitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berbeda jauh dengan ayahnya, SBY.
TRIBUNTERNATE.COM - Pengamat politik Muhammad Qodari turut menanggapi ramainya isu pengambilalihan kepemimpinan yang diungkapkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Qodari menilai, ada beberapa alasan yang membuat upaya pengambilalihan kepemimpinan di Partai Demokrat.
Menurutnya, hal itu terjadi karena ketidakpercayaan beberapa kader terhadap kepemimpinan AHY.
Terlebih, ada perbedaan antara sosok AHY dengan ayahnya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Direktur Eksekutif Indo Barometer ini mengatakan, popularitas AHY berbeda jauh dengan SBY.
AHY merupakan sosok yang disiapkan oleh SBY, akan tetapi dalam pencapaian dan popularitasnya, masih kalah jauh dari ayahnya.
"Memang AHY muncul suaranya di survey, tapi kan angkanya jauh jika dibandingkan dengan SBY," katanya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/2/2021).
Popularitas SBY, kata Qodari, cukup tinggi pada tahun 2002-2004.
• Insentif Tenaga Kesehatan Tahun 2021 Tak Jadi Dipotong, Anggaran Kesehatan juga Ditingkatkan
• Demokrat Nilai Harusnya Jokowi Balas Surat AHY: Kalau Tak Ada Hubungan Langsung, Baiknya Klarifikasi

Sehingga, pada saat itu, SBY dapat membawa Partai Demokrat menjadi pemenang pilpres.
Kondisi itu pun akhirnya berlanjut hingga tahun 2009.
"Nah AHY bukan SBY. Ya memang tentara, tapi dari segi pengalaman, usia, penerimaan publik, jauh di bawah SBY," kata Qodari.
Keresahan sekelompok kader Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY tersebut, lanjut Qodari juga dipengaruhi oleh dua hal.
Pertama, kegagalan AHY pada kontestasi Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 silam.
Kedua, AHY gagal menjadi cawapres di Pilpres 2019 lalu.
"Nah AHY yang terjadi justru dua kali gagal. Yang pertama gagal di arena pertarungan, yang kedua, gagal masuk arena."