Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

LAPAN Sebut Dentuman Misterius di 3 Wilayah Disebabkan oleh Lapisan Inversi, Begini Penjelasannya

Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) memberikan penjelasan, dentuman misterius bisa disebabkan oleh lapisan inversi, apa itu?

Kompas.com
ILUSTRASI Dentuman misterius. 

TRIBUNTERNATE.COM - Dalam beberapa waktu terakhir, fenomena dentuman misterius terdengar oleh warga di sejumlah wilayah di Indonesia.

Pada akhir Januari 2021 saja, tercatat ada suara dentuman yang dilaporkan di tiga lokasi yang berbeda yang terjadi dalam kurun waktu satu pekan.

Berdasarkan catatan Kompas.com, dentuman pertama tercatat di Buleleng Bali pada Minggu (24/1/2021).

Fenomena dentuman kedua dilaporkan pada Kamis (28/1/2021) malam di Lampung Tengah.

Dentuman ketiga terdengar oleh warga di lokasi bencana tanah bergerak di Desa CiJangkar, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, Jawa Barat pada Sabtu (30/1/2021) malam.

Sementara itu di awal Februari 2021, terdengar dentuman di wilayah Malang Raya, Jawa Timur tepatnya pada Selasa (2/2/2021).

Penyebab atau asal-usul dentuman ini sebagian masih ada yang belum diketahui secara pasti.

Sama Bahayanya dengan Krisis Iklim, Polusi Suara yang Ditimbulkan Manusia Ancam Kehidupan di Laut

BPOM Keluarkan Izin Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Sinovac untuk Lansia

Ada Laporan Moeldoko Temui Kader Partai Demokrat, Andi Mallarangeng: Yang Begini Tak Bisa Dibiarkan

Terkait fenomena dentuman misterius yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) memberikan penjelasan.

Tim Reaksi Analisis Kebencanaan (TREAK) dari LAPAN menyebutkan, ada dua faktor yang bisa menjadi penyebab dentuman.

Pertama, karena adanya benda ilmiah yang masuk atmosfer Bumi.

Dan yang kedua, karena adanya lapisan inversi di atmosfer.

ILUSTRASI Dentuman misterius.
ILUSTRASI Dentuman misterius. (Kompas.com)

Lalu, apa sebenarnya lapisan inversi itu?

Dikutip dari rilis yang dikeluarkan oleh LAPAN pada Minggu (7/2/2021), lapisan inversi adalah lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin.

Pada kondisi normal, diketahui suhu atmosfer turun bersama ketinggian.

Sehingga, lapisan atmosfer yang dingin berada di atas lapisan atmosfer yang hangat.

Namun pada lapisan inversi yang terjadi adalah hal sebaliknya, di mana lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin, karena itu disebut inversi (terbalik).

Kemudian, LAPAN menjelaskan proses terjadinya lapisan inversi.

Lapisan inversi biasa terjadi pada malam dan dini hari, karena udara di dekat permukaan mendingin (pendinginan radiatif), sementara udara di atasnya tetap hangat.

Lapisan inversi juga dapat terjadi karena aliran udara hangat/dingin (adveksi) dan bertemunya udara hangat/dingin (front).

LAPAN juga menegaskan, lapisan inversi merupakan sesuatu yang biasa dan normal terjadi dalam dinamika atmosfer.

Lapisan inversi
Lapisan inversi (lapan.go.id)

Info BMKG: Lima Provinsi di Pulau Jawa Berstatus Siaga Banjir, Mana Saja?

Akhirnya Terpecahkan, Ini Penjelasan BMKG Soal Suara Dentuman Misterius di Malang

Sesar Lembang di Jawa Barat Masih Aktif, Daryono BMKG: Tak Seorang pun Tahu Kapan Gempa Kuat Terjadi

Selanjutnya, LAPAN menjelaskan bahwa lapisan inversi dapat terjadi di dekat permukaan hingga lapisan batas sampai dengan lima kilometer.

Bahkan, lapisan tersebut juga bisa terjadi pada ketinggian sekitar 17 kilometer (pada batas lapisan atmosfer antara troposfer dan stratosfer, yang disebut Tropopause).

Luas lapisan inversi juga bervariasi, dari skala lokal hingga regional.

Lalu, apa dampak dari lapisan inversi?

Lapisan inversi menahan pengangkatan udara ke atas (konveksi).

Sehingga, dapat mengakibatkan terkumpulnya energi di dekat permukaan dan dilepaskan dalam bentuk thunderstorm yang kuat.

Lapisan inversi juga dapat menyebabkan cuaca yang berkabut dan menahan polutan berada di dekat permukaan.

Selain itu, terkait suara dentuman misterius yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, lapisan inversi dapat menyebabkan suara dipantulkan atau di belokan sampai ke tempat yang lebih jauh.

Dentuman Misterius Terdengar di Bali: Warga Sempat Mengira Bom, BMKG dan LAPAN Beri Penjelasan

Beredar Gambar Penyusutan Hutan Kalimantan Tahun 1950 - 2020, Benarkah Separah Itu? Ini Kata LAPAN

Oleh karenanya, muncul sebuah pertanyaan terkait lapisan inversi yang menyebabkan dentuman.

Yakni, apakah suara yang dipantulkan lapisan inversi dapat memecahkan kaca?

LAPAN pun menjelaskan, sebetulnya tidak ada bukti terkait hal itu.

Keberadaan lapisan inversi juga perlu dibuktikan dengan data.

Misalnya dari pengukuran radiosonde (alat pengukur profil vertikal atmosfer yang diterbangkan dengan balon) atau alat lainnya.

Energi suara yang merambat juga akan mengalami pelemahan yang cepat bersama jarak, apalagi jika mengalami pemantulan, di mana sebagian besar energi akan diserap atau diteruskan.

Sementara, untuk suara yang bisa memecahkan kaca, diperlukan energi suara yang cukup kuat, shock, blast, atau proses resonansi dengan frekuensi yang tepat.

SUMBER: Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN)

(TribunTernate.com) (Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved