Terkini Internasional
Alami Kegagalan Mesin, Puing-puing Pesawat Boeing 777 United Airlines Berjatuhan dari Langit
Pesawat Boeing 777-200 itu mendarat darurat di Denver International Airport pada Sabtu (20/2/2021) sekitar pukul 13:08 waktu setempat.
TRIBUNTERNATE.COM - Sebuah pesawat milik maskapai penerbangan asal Amerika Serikat, United Airlines, berhasil mendarat dengan selamat setelah mengalami kegagalan mesin.
Pesawat Boeing 777-200 itu mendarat darurat di Denver International Airport pada Sabtu (20/2/2021) sekitar pukul 13:08 waktu setempat.
Hal tersebut disampaikan oleh Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA), sebagaimana dikutip dari CGTN.
Menurut pihak maskapai, pesawat tersebut mengangkut 231 penumpang dan 10 kru kabin.
Pesawat terbang dari Denver International Airport menuju Honolulu, Hawaii dan mengalami kegagalan mesin sebelah kanan tak lama setelah lepas landas.
Oleh karenanya, pesawat terpaksa putar balik ke Denver.
Tak ada laporan korban luka-luka atau cedera, baik di dalam pesawat maupun di darat.
Namun, pihak maskapai belum memberikan informasi lebih lanjut.
Baca juga: Viral Cerita Pendaki Tersesat di Gunung Lawu dan Dituntun Burung Jalak, Ini Kata Relawan dan BKSDA
Baca juga: Tidak Ada Perubahan, Simak Rincian Biaya Haji 2021 untuk Setiap Embarkasi Daerah
Baca juga: Roy Marten Isolasi Mandiri saat Rumahnya Kebanjiran, Gibran Marten Ungkap Kondisi Sang Ayah
Puing-puing Pesawat Berjatuhan
Puing-puing dari pesawat Boeing 777-200 United Airlines yang mendarat darurat itu pun berjatuhan dari langit.
Bahkan, satu puing berukuran cukup besar hampir mengenai rumah penduduk.
Pihak Kepolisian Wilayah Broomfield mengunggah foto-foto puing pesawat yang jatuh.
Ada puing besar berbentuk lingkaran yang terjatuh di dekat sebuah rumah di wilayah suburban, 40 kilometer sebelah utara Denver.
Polisi juga telah bertanya apakah ada penduduk yang terluka.

Dikutip TribunTernate.com dari laman Channel News Asia, seorang warga bernama Tyler Thal mengatakan, dirinya sedang keluar rumah untuk jalan-jalan bersama keluarga ketika ia melihat pesawat komersial berukuran besar terbang rendah.
Ia pun sempat merekamnya.
"Ketika saya melihatnya, saya juga melihat ada ledakan dan kepulan asap, dan beberapa puing jatuh dari pesawat. Itu seperti bintik-bintik kecil di langit, dan saat saya melihatnya, saya memberitahu keluarga saya apa yang baru saja saya lihat, lalu kami mendengar ledakan," katanya dalam wawancara dengan Associated Press lewat sambungan telepon.
"Pesawat tetap terus terbang, dan kami tidak lagi melihatnya setelah itu," lanjutnya.
Kata Pakar
Pakar keselamatan penerbangan mengatakan, pesawat itu tampaknya mengalami kegagalan mesin yang berbahaya.
Namun, kejadian semacam itu sangat jarang terjadi, terlebih ketika lempengan besar yang berputar di dalam mesin mengalami semacam kegagalan dan merusak selubung lapis baja di sekitar mesin yang dirancang untuk menahan kerusakan, kata John Cox.
John Cox sendiri adalah seorang ahli keselamatan penerbangan dan pensiunan pilot yang mendirikan firma konsultan keselamatan penerbangan bernama Safety Operating Systems.
“Disk atau lempengan yang tidak seimbang itu memiliki banyak gaya di dalamnya, dan berputar pada beberapa ribu rotasi per menit ... dan ketika mengalami gaya sentrifugal sebesar itu, benda tersebut pasti langsung terlempar ke suatu tempat,” katanya dalam wawancara via telepon.
John Cox menambahkan, para pilot sudah menjalani pelatihan dalam menangani kejadian seperti itu sesering mungkin dan akan segera mematikan apa pun yang mudah terbakar di mesin, termasuk bahan bakar dan cairan hidrolik dengan menggunakan satu sakelar.
Sementara, mantan Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Jim Hall menyebut insiden itu hanyalah contoh lain dari "retakan dalam budaya keselamatan penerbangan (yang) perlu ditangani."
Jim Hall, yang menjadi anggota dewan sejak 1994-2001, telah melontarkan kritikan terhadap FAA selama dekade terakhir.
Ia menyebut FAA "tengah membiarkan produsen yang melakukan pengawasan penerbangan yang dibayar oleh publik".
Itu berlaku khusus untuk Boeing, katanya.
Meskipun penampakan mesin yang terbakar terlihat menakutkan, sebagian besar insiden seperti itu tidak mengakibatkan korban jiwa, kata Cox.
Baca juga: Tanggapan Pengamat tentang Laporan Awal Pesawat Sriwijaya Air dari KNKT: Masih Ada Laporan Lagi
Baca juga: KNKT Ungkap Kronologi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ182: Hidung Pesawat Sempat Naik, Pesawat Miring Kiri
Baca juga: Diduga Jadi Penyebab Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Apa Itu Autothrottle?
Baca juga: KNKT: Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Tidak Pecah di Udara, Mesin Masih Hidup Sebelum Membentur Air
Kasus kematian terakhir akibat kerusakan mesin pesawat terjadi dalam penerbangan maskapai AS Southwest Airlines dari New York ke Dallas pada April 2018.
Seorang penumpang tewas ketika mesin mengalami kerusakan saat terbang pada ketinggian lebih dari 30.000 kaki di atas Pennsylvania dan puing-puing menghantam badan pesawat, memecahkan jendela di samping kursinya.
Penumpang itu hampir tersedot keluar dari jendela sebelum penumpang lain menariknya kembali ke dalam.
Dalam kasus tersebut, kerusakan disebabkan oleh bilah kipas yang rusak di mesin Boeing 737.
FAA pun memerintahkan maskapai untuk meningkatkan pemeriksaan bilah kipas pada mesin tertentu yang dibuat oleh CFM International, perusahaan patungan General Electric dan Prancis. Safran SA
Pada 2010, pesawat Airbus A380 Qantas mengalami kerusakan mesin yang tidak terkendali tak lama setelah lepas landas dari Singapura.
Pecahan atau puing dari mesin merusak sistem kritis pada pesawat, tetapi pilot bisa mendarat dengan selamat.
Insiden itu terjadi karena adanya kesalahan pembuatan pipa di mesin Rolls Royce.
“Nyala api membuat semua orang ketakutan. Tapi itu adalah masalah terkecil karena itu dan semua yang bisa terbakar bisa dipadamkan,” kata John Cox.
SUMBER: CGTN, Channel News Asia
(TribunTernate.com/Rizki A.)