Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Varian Baru Covid-19 Masuk ke Indonesia, Guru Besar FKM UI Beri Penjelasan Soal Mutasi Virus

Wamenkes RI Dante Saksono menyampaikan adanya varian baru virus corona ini membuat pengendalian Covid-19 akan semakin sulit.

Pexels.com/Edward Jenner
ILUSTRASI virus corona baru Covid-19. 

TRIBUNTERNATE.COM – Selasa (2/3/2021) kemarin merupakan tepat satu tahun merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia.

Diketahui, kasus infeksi Covid-19 pertama terdeteksi pada 2 Maret 2020 lalu.

Bertepatan dengan satu tahun pandemi Covid-19 di Tanah Air, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono, mengumumkan bahwa virus corona varian baru dari Inggris atau B117 sudah masuk ke Indonesia.

Hal tersebut menghebohkan publik, apalagi Wamenkes menyampaikan adanya varian baru virus corona ini membuat pengendalian Covid-19 akan semakin sulit.

Baca juga: Nurhadi Dituntut 12 Tahun Penjara dan Denda Rp1 Miliar, Kuasa Hukum Sebut Jaksa KPK Berimajinasi

Baca juga: Dituduh hanya Sumbang Rp 100 Juta, Demokrat Unggah Bukti SBY Ikut Dirikan Partai

Baca juga: Mengapa Bayi dan Anak-anak Belum Bisa Terima Vaksinasi Covid-19? Ini Penjelasan IDAI

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Tjandra Yoga Aditama memberikan penjelasan soal mutasi virus.

Saat diwawancara radio nasional, Pakar Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi itu mengatakan virus itu selalu bermutasi, termasuk virus covid.

Virus covid sendiri sudah bermutasi dengan mutasi D614G yang pertama kali dideteksi di Indonesia pada awal April 2020 di Surabaya, Jawa Timur.

“D614G sudah ada di dunia bulan Februari 2020 dan sudah ada di Indonesia,” kata Tjandra diwawancaa Radio Trijaya, Selasa (2/3/2021).

Prof Tjandra mengatakan walaupun virus D614G juga menular namun tidak terlalu berbahaya seperti virus selanjutnya, yakni virus B117 yang terdeteksi di Inggris pada bulan Desember 2020 lalu.

Ia tidak menyangkal kalau virus B117 perlu mendapat perhatian lebih, karena Inggris sendiri melaporkan strain baru itu dalam bentuk regulasi internasional.

“Regulasi itu digunakan jika ada sesuatu yang mungkin mengancam kesehatan masyarakat dunia. Maka mereka melaporkan itu di Desember 2020,” kata Tjandra.

Penularan virus B117 dijelaskannya sudah ada data ilmiah yang menyatakan kemungkinan penularannya bisa naik, bisa 30 hingga 50 persen.

Namun sejauh ini belum ada bukti nyata bahwa virus itu akan berdampak berat bagi orang yang tertular atau menyebabkan kematian.

“Apakah tambah berat? Sejauh ini belum ada bukti nyata bahwa mutasi itu tambah berat. Tapi yang tertular makin banyak, dan yang tertular orang tua atau komorbid tentu saja situasi jadi makin berat. Tapi mutasinya sendiri belum terbukti membuat makin berat atau menyebabkan kematian,” ujarnya.

Tak berselang lama, kembali muncul strain virus yang berasal dari Afrika Selatan, yang pada akhirnya membuat orang sadar hal-hal yang berkaitan dengan angka pengobatan, vaksinasi dan juga peningkatan penularan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved