Virus Corona Baru B117 Lebih Menular, Epidemiolog UNAIR Sebut Target Vaksin Nasional Harus Dinaikkan
Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, mengatakan pemerintah perlu menaikkan target vaksinasi nasional untuk mencapai Herd Immunity.
TRIBUNTERNATE.COM - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono, mengumumkan bahwa virus corona varian baru dari Inggris atau B117 sudah masuk ke Indonesia pada Selasa (2/3/2021).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengonfirmasi bahwa mutasi virus corona varian B117 dari Inggris ditemukan di Karawang, Jawa Barat.
Virus corona varian B117 ini disebut 70% lebih menular dibandingkan dengan varian sebelumnya.
Menanggapi persoalan ini, Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, mengatakan pemerintah Indonesia perlu menaikkan target vaksinasi nasional untuk mencapai Herd Immunity.
Jika dikaitkan dengan persoalan vaksin, Windhu menyebutkan, hal yang perlu diperhatikan adalah terkait epidemiologi dari virus tersebut.
Menurut Windhu, target vaksinasi nasional 70% sudah tidak mencukupi lagi untuk mencapai Herd Immunity setelah varian ini masuk ke Indonesia.
“Ini kan bicara varian baru tingkat penularannya lebih tinggi, yaitu 70% dari varian yang sebelumnya. Nah, kalau lebih tinggi itu artiya untuk mencapai Herd Immunity dengan vaksinasi tidak cukup lagi 70% dari jumlah penduduk,” ujar Windhu dikutip dari wawancaranya yang disiarkan di kanal Youtube KompasTV.
Baca juga: Mengenal Varian Baru Virus Corona B.1.1.7 asal Inggris yang Terdeteksi di Karawang
Baca juga: Epidemiolog Griffith University Jelaskan Pentingnya Pencarian Asal-muasal Virus Corona
Menurutnya, jika varian sebelumnya satu orang bisa menulari 3,8 orang, maka varian baru B117 dengan tingkat penularan 70% lebih tinggi, satu orang dapat menulari 5,4 orang.
“Ada hitungannya, satu orang bisa menulari berapa orang yang lain. Dengan asumsi bahwa virus Covid-19 sebelumnya satu orang dapat menularkan ke 3,8 orang, dengan (angka) 70% lebih tinggi itu satu orang bisa menularkan ke 5,4 orang,” kata Windhu.
Menurutnya, berdasarkan perhitungan di atas, untuk mencapai mencapai Herd Immunity pasca varian baru B117 masuk, Indonesia perlu menaikkan target vaksinasi nasional menjadi 81% dari total penduduk.
“Dan itu untuk mencapai Herd Immunity, hitungannya harusnya membutuhkan 81% dari jumlah penduduk divaksin,” terangnya.
Windhu mengatakan, target tersebut perlu dinaikkan jika nantinya varian corona B117 tersebut menyebar menular kepada orang lain.
“Itu kalau memang menyebar, tetapi kalau hanya terisolasi pada 2 orang itu saja tidak masalah karena mereka sudah teratasi, tetapi kalau ada yang lolos, itu yang berbahaya,” terangnya.
Windhu menjelaskan, makna berbahaya yang ia maksud adalah bukan karena varian ini lebih mematikan.
Namun, konteks berbahaya karena varian ini diperkirakan akan lebih menyulitkan dalam pengendalian pandemi atau penularan virus.
Video selengkapnya.
Wamenkes Umumkan Varian Baru Corona B117 Terdeteksi di Indonesia
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengonfirmasi bahwa mutasi virus corona B.1.1.7, yang pertama kali terdeteksi di Inggris, kini telah ditemukan di Indonesia.
"Tadi malam, saya mendapatkan informasi bahwa dalam tepat satu tahun (pandemi), hari ini kita menemukan mutasi B.1.1.7, UK (United Kingdom) mutation, di Indonesia," kata Dante dikutip dari Kompas.com
Baca juga: Menkes Budi Gunadi Sebut Indonesia Pernah Diejek karena Jumlah Vaksinasi Awal Covid-19 Cuma 10.000
Baca juga: Varian Baru Covid-19 Masuk ke Indonesia, Guru Besar FKM UI Beri Penjelasan Soal Mutasi Virus
Hal tersebut, ia sampaikan dalam acara Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Pasca-pandemi, yang disiarkan langsung di kanal YouTube Kemenristek/Brin, Selasa (2/3/2021).
Dante mengatakan, dengan adanya temuan dua kasus mutasi B.1.1.7 ini, maka Indonesia akan menghadapi pandemi Covid-19 dengan tingkat kesulitan yang semakin berat.
Sebelumnya, setidaknya delapan negara bagian AS dan 33 negara telah mengidentifikasi varian baru B.1.1.7 tersebut, termasuk Singapura, India, Malaysia, hingga Korea Selatan.
Dr. Henry Walke, manajer insiden untuk respons Covid-19 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan, varian baru ini menyebar lebih cepat, sehingga dapat menyebabkan lebih banyak kasus dan membebani sistem perawatan kesehatan.
"Kita harus lebih waspada dalam tindakan pencegahan, untuk memperlambat penyebaran Covid-19," kata Walke.
(TribunTernate.com/Qonitah)