Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Hari Ini 10 Tahun yang Lalu, Gempa Magnitudo 9.0 dan Tsunami di Tohoku, Jepang, Ini Fakta-faktanya

Simak fakta-fakta mengenai gempa bumi di Tohoku, Jepang, pada Jumat 11 Maret 2011 silam, mulai dari dampak tsunami hingga jumlah korban tewas.

HO NEW/REUTERS via Kompas.com
Gelombang tsunami menghantam Kota Miyako di Prefektur Iwate setelah gempa 9,0 magnitudo mengguncang wilayah Tohoku, 11 Maret 2011. 

TRIBUNTERNATE.COM - Kamis (11/3/2021) hari ini adalah tepat sepuluh tahun gempa bumi dahsyat mengguncang Jepang.

Gempa yang juga dikenal dengan nama 'The Great East Japan Earthquake' itu terjadi di kawasan Tohoku, .

Dengan magnitudo 9.0 (sebelum pemutakhiran, gempa tercatat bermagnitudo 8.9), gempa tersebut menimbulkan tsunami, yang berujung pada kerusakan sangat parah serta ribuan nyawa melayang atau hilang.

Gempa bumi terjadi pukul 2.46 siang waktu setempat.

Guncangan gempa berlangsung selama sekitar enam menit.

Pusat gempa terletak di 130 kilometer sebelah timur Kota Sendai, Prefektur Miyagi, dengan kedalaman 30 kilometer di bawah Samudera Pasifik.

Ini merupakan salah satu gempa terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah peradaban manusia.

Berikut TribunTernate.com merangkum fakta-fakta mengenai gempa bumi di Tohoku, Jepang, pada Jumat 11 Maret 2011 silam dari berbagai sumber:

1. Salah satu gempa terdahsyat di Jepang

Dikutip dari Kompas.com, gempa bumi Tohoku adalah gempa terdahsyat dalam sejarah "Negeri Sakura", dan yang terbesar keempat sepanjang sejarah dunia.

Gempa bumi terbesar di dunia terjadi di Valdivia, Chile pada 22 Mei 1960 dengan kekuatan 9,4-9,6 magnitudo.

Kemudian, ada gempa bumi Alaska 1964 yang mengguncang Amerika Serikat (AS) dan gempa serta tsunami Aceh 2004 dengan magnitudo 9.1 - 9.3.

Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 7.3 di Jepang, Otoritas Setempat Awasi Ketat Reaktor Nuklir di Fukushima

Baca juga: Sesar Lembang di Jawa Barat Masih Aktif, Daryono BMKG: Tak Seorang pun Tahu Kapan Gempa Kuat Terjadi

Baca juga: Riset ITB Ungkap Potensi Tsunami 20 Meter di Selatan Jawa, BMKG: Jangan Panik dan Fokus Mitigasi

2. Penyebab gempa

Dikutip dari Britannica, gempa dipicu oleh retaknya bentangan zona subduksi yang berasosiasi dengan Palung Jepang; palung yang memisahkan Lempeng Eurasia dari subduksi Lempeng Pasifik.

Beberapa ahli geologi berpendapat bahwa bagian Lempeng Eurasia ini sebenarnya adalah pecahan Lempeng Amerika Utara yang disebut lempeng mikro Okhotsk.

Bagian dari zona subduksi berukuran panjang sekitar 300 kilometer dengan lebar 150 kilometer, membentang 50 meter ke arah timur-tenggara dan terdorong ke atas sekitar 10 meter.

Penampakan dampak kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami Tohoku 11 Maret 2011 di Sukuiso, Jepang.
Penampakan dampak kerusakan akibat gempa bumi dan tsunami Tohoku 11 Maret 2011 di Sukuiso, Jepang. (Dylan McCord. U.S. Navy via livescience.com)

3. Terasa di berbagai kawasan

Gempa Tohoku 11 Maret 2011 dirasakan sampai ke Petropavlovsk-Kamchatsky, Rusia; Kaohsiung, Taiwan; dan Beijing, China.

Sebelum gempa utama terjadi, adda beberapa gempa awal (foreshock), termasuk gempa 7.2 skala Richter yang berpusat sekitar 40 kilometer dari pusat gempa utama.

Ratusan gempa susulan, puluhan di antaranya berskala 6.0 atau lebih besar dari itu, dan dua kekuatan 7.0 atau lebih besar, terjadi beberapa hari dan minggu setelah gempa utama.

Hampir dua tahun kemudian, tepatnya pada 7 Desember 2012, gempa berkekuatan 7.3 skala Richter berasal dari wilayah perbatasan lempeng yang sama.

Namun, gempa tersebut tidak menyebabkan korban dan hanya menimbulkan sedikit kerusakan.

4. Tsunami

Adanya dorongan tiba-tiba secara horizontal dan vertikal dari Lempeng Pasifik, yang perlahan-lahan bergerak ke bawah Lempeng Eurasia dekat Jepang, menggerakkan air di atasnya dan menimbulkan serangkaian gelombang tsunami yang destruktif.

Gelombang setinggi sekitar 33 kaki atau 10 meter menggenangi pantai dan membanjiri wilayah Kota Sendai, termasuk bandar udara dan pedesaan sekitarnya.

Menurut beberapa laporan, satu gelombang bahkan mencapai sekitar 10 kilometer ke daratan setelah menyebabkan Sungai Natori, yang memisahkan Sendai dari Kota Natori di selatan, meluap.

Gelombang tsunami juga melanda pantai prefektur Iwate, sebelah utara Prefektur Miyagi, dan Fukushima, Ibaraki, dan Chiba, prefektur yang membentang di sepanjang pantai Pasifik di selatan Miyagi.

Selain Sendai, wilayah lain yang terkena dampak tsunami paling parah termasuk Kamaishi dan Miyako di Iwate; Ishinomaki, Kesennuma, dan Shiogama di Miyagi; dan Kitaibaraki dan Hitachinaka di Ibaraki.

Saat mundur kembali ke laut, air tsunami itu membawa serta sejumlah besar puing, serta ribuan korban yang terperangkap dalam banjir.

Bentangan daratan yang luas terendam air laut, terutama di daerah dataran rendah.

Gempa bumi Tohoku 11 Maret 2011 ini juga memicu peringatan tsunami di seluruh cekungan Pasifik.

Tsunami melesat keluar dari pusat gempa dengan kecepatan mendekati 800 kilometer per jam.

Tsunami ini juga menghasilkan gelombang setinggi 3,3 hingga 3,6 meter di sepanjang Pantai Kauai dan Hawaii di rantai Kepulauan Hawaii.

Gelombang setinggi 1,5 meter juga mencapai sepanjang pulau Semya di rantai Kepulauan Aleut.

Beberapa jam kemudian, gelombang tsunami setinggi 2,7 meter mencapai pantai California dan Oregon di Amerika Utara.

Sekitar 18 jam setelah gempa, gelombang setinggi sekitar 0,3 meter mencapai pantai Antartika dan menyebabkan sebagian dari Lapisan Es Sulzberger pecah di tepi luarnya.

Baca juga: Tangis Darmizal Menyesal Menangkan SBY Jadi Ketua Umum, Partai Demokrat: Informasi Manipulatif

Baca juga: Jokowi Keluarkan Limbah Batu Bara dari Kategori Berbahaya, Pengamat: Kabar Buruk bagi Isu Lingkungan

Baca juga: Dipastikan Laki-laki dan Jalani Operasi, Aprilia Manganang Bersyukur: Sudah 28 Tahun Saya Menunggu

Baca juga: Kecelakaan Maut Bus Pariwisata Terjun ke Jurang di Sumedang, 27 Orang Tewas, 34 Selamat, 1 Terhimpit

Ilustrasi gempa bumi
Ilustrasi gempa bumi (Pixabay.com)

5. Dampak gempa bumi

Dampak gempa bumi Tohoku 11 Maret 2011 juga terasa di hampir seluruh dunia, dari fjord di Norwegia hingga lapisan es Antartika.

Dikutip dari livescience.com, puing-puing yang terbawa gelombang tsunami masih terus terdampar dan ditemukan di pantai-pantai Amerika Utara beberapa tahun setelahnya.

6. Jumlah korban

Pada 10 Juni 2016, angka kematian terkonfirmasi akibat gempa ini adalah 15.894, menurut badan rekonstruksi setempat, sebagaimana dilansir livescience.com.

Namun, lebih dari 2.500 orang masih dilaporkan hilang.

Pemulihan akibat gempa masih terus berlangsung hingga kini, beberapa tahun setelah gempa terjadi.

Per Februari 2017, masih ada sekitar 150.000 warga yang kehilangan rumah, 50.000 di antaranya tinggal di rumah sementara.

Lebih dari 120.000 bangunan rusak, 278.000 bangunan rusak setengahnya, dan 726.000 bangunan rusak sebagian.

Kerugian finansial diperkirakan mencapai 199 miliar dolar AS atau setara 16,9 triliun yen.

Sementara, Bank Dunia memperkirakan pemulihan gempa mencapai biaya 235 miliar dolar AS.

Hal ini menjadikan gempa bumi Tohoku 11 Maret 2011 menjadi bencana alam paling mahal sepanjang sejarah dunia.

7. Kerusakan nuklir

Tsunami menyebabkan kegagalan sistem pendingin di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi.

Hal ini mengakibatkan kehancuran nuklir level-7 dan pelepasan bahan radioaktif.

Tenaga listrik dan generator cadangan terdampak oleh tsunami, dan pembangkit listrik kehilangan kemampuan pendinginannya.

"Fukushima diciptakan oleh tsunami. Gempa bukanlah faktornya," kata direktur National Oceanic and Atmospheric Administration di Center for Tsunami Research di Seattle, Washington, Vasily Titov, dikutip dari livescience.com.

"Fukushima dirancang untuk tsunami yang lebih kecil dari yang kita lihat," lanjutnya.

Tingkat bahan kimia radioaktif yang sangat rendah yang bocor dari Fukushima telah terdeteksi di sepanjang pantai Amerika Utara di lepas pantai Kanada dan California.

Jumlah jejak cesium-134 dan cesium-137 (isotop radioaktif) ditemukan dalam air laut yang dikumpulkan pada tahun 2014 dan 2015.

SUMBER: Kompas.com, Britannica, dan Live Science

(TribunTernate.com/Rizki A.)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved