Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Varian Baru Virus Corona B117 di Indonesia, Zubairi Djoerban: Dugaan Saya, Penyebarannya Sudah Luas

Profesor Zubairi Djoerban menduga, penyebaran virus corona B117 di Indonesia sudah lebih besar daripada yang terdiagnosis.

Kompas.com/Sania Mashabi
Dokter spesialis penyakit dalam (internis) sekaligus Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD-KHOM. 

"Ini yang krusial."

"Mau itu orang Indonesia atau non-Indonesia, intinya mereka harus diisolasi dulu sebelum dipersilakan melaksanakan tujuannya di Indonesia."

"Seperti urusan bisnis atau berkunjung ke destinasi wisata."

Baca juga: Kasus Covid-19 di Indonesia Tembus 1 Juta: Duka Pemerintah, Sorotan Media Asing, Tanggapan Internis

Baca juga: Pandemi Covid-19 Belum Berakhir, Ini Penjelasan Prof. Zubairi Djoerban tentang Pentingnya Masker

Baca juga: Bupati Sleman Positif Covid-19 setelah Divaksin, Ini Penjelasan Dokter Tirta dan Zubairi Djoerban

Kemudian, Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiagaan Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ini juga menanggapi tentang upaya pemerintah dalam menghadapi masuknya varian baru virus corona.

Menurut pria yang akrab disapa Prof. Beri tersebut, upaya pemerintah saat ini sudah cukup lengkap, baik, dan benar.

Meski begitu, ia menyebut bahwa pelaksanaan di lapangan yang masih belum maksimal.

Sehingga, diperlukan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona B117.

"Apakah upaya pemerintah sudah maksimal untuk menghadapi B.1.1.7?"

"Menurut saya sudah lengkap, baik dan benar ya. Tapi yang belum maksimal kan pelaksanaannya di lapangan."

"Jadi, yang penting adalah pengawasan dari kebijakan yang sudah ditetapkan itu."

Baca juga: Penumpang Selamat Bus Terjun ke Jurang di Sumedang: Bus Goyang-goyang, Sopir Bilang Rem Blong

Baca juga: Tangis Darmizal Menyesal Menangkan SBY Jadi Ketua Umum, Partai Demokrat: Informasi Manipulatif

Baca juga: Jokowi Keluarkan Limbah Batu Bara dari Kategori Berbahaya, Pengamat: Kabar Buruk bagi Isu Lingkungan

Zubairi Djoerban pun menerangkan contoh-contoh kendornya pengawasan kebijakan pemerintah, seperti jaga jarak dan kerumunan.

Utamanya, penumpukan penumpang Commuter Line, terutama di jam-jam sibuk.

Ia menyebut, masih ada warga yang tidak memperhatikan tanda jaga jarak, misalnya tetap duduk di kursi yang sudah diberi tanda silang (tidak boleh diduduki).

Ia juga menyertakan kerumunan antrean vaksinasi Covid-19 menjadi contoh dari kurangnya pengawasan penerapan protokol kesehatan.

"Apa contoh pengawasan yang kurang?"

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved