Ramadhan 2021
Jelang Ramadhan 2021, Ini 5 Dampak Buruk Tidur Setelah Santap Sahur, Berisiko Terkena Stroke
Tidur setelah santap sahur di bulan Ramadhan bisa berdampak buruk pada tubuh kita, di antaranya picu penyakit GERD dan risiko terkena stroke.
TRIBUNTERNATE.COM - Bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah/2021 sudah di depan mata, umat Muslim pun mulai menyiapkan diri.
Akan ada sejumlah perubahan yang dirasakan oleh umat Islam ketika berpuasa di bulan Ramadhan.
Salah satunya adalah harus bangun lebih awal di dini hari untuk melakukan santap sahur.
Hal ini tak jarang membuat orang-orang tak bisa menahan kantuk setelah makan sahur usai.
Padahal, setelah makan seharusnya tubuh kita tidak boleh langsung dibawa berbaring.
Jika dilakukan, itu akan berdampak buruk pada kesehatan kita.
Lantas, apa dampak buruk tidur setelah makan sahur?
Berikut akibat yang bisa ditimbulkan dari tidur setelah makan sahur:

1. Picu kegemukan
Mengutip Healthline, tidur setelah makan atau makan sebelum tidur dapat menyebabkan kebiasaan tidak sehat.
Hingga saat ini memang belum ada bukti yang menunjukkan alasan fisiologis mengapa makan sebelum tidur harus menyebabkan kenaikan berat badan.
Namun, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidur setelah makan lebih cenderung menambah berat badan.
Alasan untuk masalah ini mungkin jauh lebih sederhana dari yang Anda duga.
Orang yang makan sebelum tidur ternyata lebih cenderung menambah berat badan hanya karena makanan yang mengandung kalori ekstra.
Beberapa orang juga menjadi sangat lapar hingga makan berlebih pada malam atau dini hari karena mereka tidak makan cukup di siang hari.
2. Picu heartburn
Tidur setelah makan bisa menjadi sebuah hal yang nyaman atau menyenangkan.
Tetapi, hal itu bisa memicu heartburn atau kondisi di mana Anda merasakan sensasi perih dan panas seperti terbakar pada dada.
Heartburn terjadi karena produksi asam lambung berlebihan kemudian naik ke tenggorokan atau dada.
Asam lambung yang naik tersebut juga dapat menyebabkan rasa tidak enak di bagian mulut.
Baca juga: Ketahui Manfaat Makan Sahur untuk Tubuh Saat Puasa di Bulan Ramadhan, Bisa Cegah Penyakit!
Baca juga: Tips Sehat Ramadhan, Konsumsi Makanan Ini saat Sahur Agar Tak Lemas Selama Berpuasa
3. Meningkatkan risiko asam lambung
Tidur setelah makan tidak baik untuk kesehetan lambung, terutama setelah makan dalam porsi banyak.
Langsung tidur atau berbaring setelah makan bisa jadi menyebabkan tekanan di dalam lambung meningkat.
Sehingga makanan dan cairan lambung naik kembali ke tenggorokan.
Apabila kondisi ini terjadi secara terus-menerus, akan memicu munculnya penyakit Gastroesophageal reflux disease (GERD).
4. Picu penyakit GERD
Melansir Healthline, GERD adalah kondisi umum yang mempengaruhi sebanyak 20-48% populasi Barat.
Ini terjadi ketika asam lambung terciprat kembali ke tenggorokan Anda.
Gejalanya meliputi, mulas, sulit menelan, benjolan di tenggorokan, serta asma yang memburuk di malam hari.
Jika memiliki gejala-gejala ini, Anda mungkin sebaiknya menghindari makan sebelum tidur.
Tidur setelah makan dapat membuat gejala lebih buruk karena Anda memiliki perut yang penuh ketika berbaring.
Hal tersebut membuat asam lambung lebih mudah naik kembali ke tenggorokan Anda.
Untuk itu, jika Anda mengalami refluks, sebaiknya hindari makan apa pun selama minimal 3 jam sebelum berbaring di tempat tidur.
Selain itu, hindari pula minum atau makan apapun yang mengandung kafein, alkohol, teh, cokelat, atau rempah-rempah panas.
Sebab, semua makanan ini bisa memperparah gejala.
Baca juga: Intip 7 Menu Sahur ala Anak Kos yang Praktis dan Sehat, Tak Butuh Waktu Lama untuk Memasak
Baca juga: Jelang Ramadhan 2021, Berikut Makanan yang Baik untuk Dikonsumsi saat Sahur dan Berbuka Puasa
5. Risiko terkena stroke
Sebuah penelitian di Yunani mengatakan bahwa tidru setelah sahur bisa menyebabkan peningkatan risiko stroke.
Penelitian yang dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Ioannina ini diikuti oleh 500 peserta.
Sebanyak 250 peserta penelitian pernah mengalami stroke sebelumnya, sementara 250 lainnya didiagnosis dengan kondisi medis yang disebut sebagai sindrom koroner akut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang tidur setelah 4-5 jam makan memiliki risiko lebih rendah terkena stroke.
Teori terkait temuan ini menyatakan bahwa asam lambung berhubungan dengan sleep apnea yang mungkin menyebabkan stroke.
Lebih lanjut, penelitian lain melihat ketika tibuh bekerja keras mencerna mekanan, maka ada kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah, gula darah, dan kadar kolesterol.
Hal ini bisa mengarah pada peningkatan risiko stroke.
(TribunTernate.com/Ron)