Setelah Orangtua Tewas karena Tabrak Lari, Gadis Usia 19 Tahun Ini Berjuang Hidupi Tiga Adiknya
Orangtua Mega, Untung Nainggolan dan Rianta Sihombing, menjadi korban tabrak lari di persimpangan antara Jalan Bhayangkara dan Metereologi Raya.
Seminggu usai kepergian kedua orang tuanya, anak sulung almarhum, Mega Sari Nainggolan terpaksa banting tulang untuk membiayai pendidikan dan kehidupan ketiga adiknya.
Adik-adik Mega bernama Dinavalent Nainggolan (17), duduk di kelas 2 SMK, Nova Sintiya Nainggolan, kelas 3 SMP, serta adik bungsunya, Anda Satrio Nainggolan, kelas 1 SMP.
Mega berencana meneruskan usaha kedua orangtuanya, yaitu berjualan cabai dan sayur-sayuran di Pasar.
Sama seperti orang tuanya sebelum meninggal, ia akan bangun pagi-pagi buta sekitar pukul 03:30 WIB untuk berbelanja barang dagangan ke agen sebelum dijual secara eceran di Pasar Brayan, Medan.
Hal itu dilakukan agar dapat membiayai biaya pendidikannya dan ketiga adiknya yang masih bersekolah.
"Jualan. Pagi-pagi bangun, nanti ada kawan almarhum mamak yang jemput pakai becak belanja, trus habis itu ke pasar jualannya," katanya saat ditemui di rumahnya yang berada di Jalan Kawat 3 Gang Padi, Tanjung Mulia, Medan pada Selasa (6/4/2021).
Baca juga: MFA, Pengemudi Mobil Fortuner Arogan Juga Ditetapkan sebagai Tersangka Kasus Kecelakaan Lalu Lintas
Baca juga: Status Warga Negara Orient Riwu Kore Tuai Polemik, Mantan Hakim MK Usulkan Kewarganegaraan Ganda
Baca juga: Update Siklon Tropis Seroja BMKG Rabu, 7 April 2021: 5 Wilayah Berpotensi Hujan Sedang hingga Lebat
Saat ini, Mega Sari Nainggolan sedang menempuh pendidikan Program Diploma IV Akuntansi Perguruan tinggi di Politeknik Medan.
Untuk biaya kuliahnya pun ia masih bingung harus ke mana mencarinya.
Saat ini mereka tinggal bersama nenek dan kakek dari almarhum ibunya. Mereka tinggal di area pinggiran Jalan Tol, berbatas dengan tembok pembatas jalan.
Untuk menuju ke lokasi rumahnya pun harus melewati jalan kecil berbatu yang hanya muat satu kendaraan roda dua.
Belum lagi harus melewati jalan setapak pinggiran rawa-rawa serta melewati jemuran warga sekitar.
Sang Nenek Berjanji akan Merawat
Nenek Mega, biasa dipanggil Opung Raksi Silaban, mengatakan akan berusaha merawat keempat cucunya tersebut.
Ia dan suaminya akan berupaya keras supaya Mega dan adiknya tetap bisa melanjutkan pendidikan.
Meskipun hidup dalam keluarga yang sederhana, berdagang di pasar serta suami yang bekerja sebagai sopir truk sebuah pabrik, Nenek Mega menegaskan akan berupaya menghidupi anak dari almarhum anak perempuannya tersebut.