Guru Yonathan Tewas Ditembak KKB Papua, PGRI Toraja Utara Beri Penghormatan Terakhir
Jenazah Yonathan Renden alias Nathan pun dilepas dengan upacara pelepasan yang digelar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Toraja Utara.
TRIBUNTERNATE.COM - Seorang guru bernama Yonathan Renden tewas setelah menjadi korban penembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua.
Penembakan terjadi saat Yonathan hendak menutupi jenazah Oktovianus Rayo, rekan seprofesinya yang sebelumnya juga tewas ditembak KKB, pada Jumat (9/4/2021).
Jenazah Yonathan Renden alias Nathan pun dilepas dengan upacara pelepasan yang digelar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Toraja Utara, Rabu (14/4/2021).
Upacara berlangsung di rumah duka Yonathan Renden, Tongkonan Ra'be, Dusun Tiromanda, Lembang (Desa) Batu Limbong, Kecamatan Bangkelekila', Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
Upacara dipimpin Pelaksana Harian (Plh) Bupati Toraja Utara, Rede Romi Bare.
Peserta upacara gabungan guru-guru di Toraja Utara dan puluhan siswa siswi SMP Bagkelekila'.
"Kita berduka, apalagi almarhum seorang guru yang bertugas mencerdaskan anak-anak bangsa," ungkap Rede, Rabu.
Baca juga: Kadinkes Bogor: Rizieq Shihab Sempat Positif Covid-19 dan Sakit Diabetes Mellitus
Baca juga: Isu Reshuffle Kabinet: PKS Istiqomah Jadi Oposisi, Partai Demokrat Mendukung Jika Bisa Atasi Krisis
Baca juga: Akankah Pemakaman Pangeran Philip Jadi Momen Rekonsiliasi Pangeran Harry dan Pangeran William?
Rede menambahkan, pihaknya merasa sangat kehilangan atas meninggalnya Yonathan.
Rede juga menyerahkan santunan kepada istri Yonathan, Dewi Gita Paliling.
Dalam rangkaian upacara itu juga, siswa-siswi SMP Bangkelekila' menyanyikan lagu penghormatan kepada almarhum Yonathan.
Lagu yang dinyanyikan Himne Guru.
Isak tangis keluarga dan guru-guru seketika pecah saat lagu dinyanyikan.
Untuk diketahui, jenazah almarhum Yonathan Renden telah dikuburkan.
Lokasi pemakaman tak jauh dari rumah duka Yonathan Renden.
Penjelasan Kapolda Papua
Aksi teror kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua terhadap sejumlah guru di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, menyita perhatian masyarakat.
Menurut Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, aksi teror tersebut diduga aksi balas dendam terkait pernyataan Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Beoga di media yang terkesan menyudutkan KKB.
"Kalau kita lihat kelompok ini selalu seperti itu, dia mudah sekali menyimpan dendam kepada siapa saja yang dianggap melakukan intimidasi, pasti mereka akan membalas," katanya di Jayapura, Rabu (14/4/2021).
Selain itu, tambahnya, KKB juga bermaksud untuk memancing aparat keamanan untuk keluar dari perimeter pengamanan.
"Mereka bisa melakukan apa saja untuk memancing petugas, tetapi kita minta petugas tidak boleh terlalu mudah terpancing karena itu berbahaya bagi keselamatan mereka," kata dia.
Seperti diketahui, setelah menembak mati dua guru, Oktovianus Rayo dan Yonathan Renden, KKB pimpinan Sabinus Waker membakar dua rumah guru yang berada di Distrik Beoga pada Selasa (13/4/2021).
Salah satu rumah yang dibakar adalah milik Kepala Sekolah Menengah SMPN 1 Beoga.
Untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan, saat ini kepala sekolah langsung dievakuasi ke Kabupaten Mimika.
Kapolda menyebut, lokasi kompleks rumah guru itu jauh dari pantauan aparat keamanan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KKB Teror Guru di Beoga, Kapolda Papua Sebut Hal Ini sebagai Pemicunya"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PGRI Toraja Utara Beri Penghormatan Terakhir untuk Guru Korban Penembakan KKB di Papua"