Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Ahli Ungkap Kondisi Perairan Lokasi Diduga Hilangnya KRI Nanggala-402: Laut Dalam dan Arus Kuat

Kelompok Ahli Kelautan dan Perikanan Gubernur Bali, I Ketut Sudiarta menjelaskan kondisi laut yang menjadi lokasi hilangnya KRI Nanggala-402.

ANTARA FOTO/Syaiful Arif/rwa via Kompas.com
FOTO ARSIP - Kapal selam KRI Nanggala-402 buatan tahun 1952 saat latihan Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Maphilindo 2017 di Laut Jawa, Jumat (20/1/2017). 

TRIBUNTERNATE.COM - Kapal Selam KRI Nanggala-402 dilaporkan hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) sekitar pukul 04.25 WITA, sementara kontak terakhir tercatat pada pukul 03.00 WITA.

KRI Nanggala-402 hilang kontak saat menggelar latihan kapal selam TNI AL di perairan Bali.

Kini proses pencarian masih terus dilakukan.

Lokasi diperkirakan hilangnya KRI Nanggala-402 adalah perairan sekitar 60 mil atau sekitar 95 kilometer dari utara Pulau Bali.

Lantas seperti apa kondisi perairan utara Pulau Bali?

Kelompok Ahli Kelautan dan Perikanan Gubernur Bali, I Ketut Sudiarta menjelaskan kondisi laut yang menjadi lokasi hilangnya KRI Nanggala-402.

Sudiarta mengungkapkan, bahwa perairan utara Bali memiliki kondisi laut yang dalam dan arus yang relatif kuat dan memang sudah ditetapkan menjadi tempat latihan perang khususnya kapal selam.

“Memang perairan utara Bali diperuntukkan untuk latihan perang khususnya kapal selam karena laut Bali sampai ke Flores lautnya dalam atau disebut cekungan Bali Flores jadi sangat baik untuk tempat latihan perang termasuk kapal selam, bagian Palung Bali Flores itu menyambung."

"Perairannya sangat curam dan dalam berbeda dengan laut Jawa, kedalamannya bisa mencapai 700-3.000 meter perairannya semakin ke timur semakin dalam. Jika posisi 95 kilometer utara pulau Bali atau utara Gerokgak kedalaman berkisar 400 hingga 700 meter,” kata Sudiarta saat dihubungi melalui sambungan telepon oleh Tribun Bali, Kamis (22/1/2021).

Baca juga: KRI Nanggala-402 Hilang, TNI Cuma Punya Waktu 72 Jam Selamatkan 53 Awak Kapal Sebelum Oksigen Habis

Baca juga: Kapal Selam KRI Nanggala-402 Hilang, Kapal Penyelamat dari Malaysia dan Singapura Bantu Pencarian

Baca juga: Satgas Covid-19 Terbitkan Aturan Baru Mudik Lebaran 2021: Mobilitas Diperketat Mulai Hari Ini

Seperti apa kondisi kekuatan arus perairan lokasi diduga hilangnya KRI Nanggala-402?

Sudiarta menjelaskan, bahwa secara umum arus di laut utara Bali relatif kuat karena mendapatkan pengaruh arus global bernama Arlindo atau arus laut kepulauan Indonesia, massa air dari pasifik masuk ke selat Makassar kemudian nanti mengalir ke Samudera Pasifik melalui selat Lombok, sebagian dari arus digerakkan ke barat dan ke timur.

“Jadi memang daerah utara Bali Lombok itu terkenal dengan arus kuat sampai ke Celukan Bawang karena pengaruh arus global,” ujarnya.

Sudiarta menambahkan, berkaitan dengan kedalaman dan arus dinilai sudah memenuhi unsur dari segi keamanan laut untuk latihan perang dari Pulau Menjangan sampai utara Kubutambahan dan ditetapkan latihan uji coba kapal selam dan sebagainya.

Ia mensinyalir bahwa hilang kontak KRI Nanggala 402 bisa berkaitan dengan teknologi atau kendali kapal.

Baca juga: Faktor Usia hingga Sabotase, Ini Kemungkinan Penyebab Hilangnya Kapal Selam KRI Nanggala-402

Baca juga: TNI Kerahkan KRI Spica Cari Kapal Selam KRI Nanggala yang Hilang Kontak, Ini Kecanggihannya

Kata Ahli Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana Bali

Hal senada juga disampaikan oleh Ahli Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana Bali, Prof. Dr. I Wayan Arthana.

Menurut Wayan Arthana, kondisi perairan utara Bali sampai dengan selat Lombok memiliki kondisi laut yang dalam dan arus kuat karena menjadi alur laut aliran air dari Samudra Pasifik ke Samudra Indonesia sehingga arusnya sangat deras.

“Arus di selat Lombok kita banyak dipelajari dunia baik Amerika maupun Eropa terkait dengan fenomena iklim, dari dulu juga ada isu kondisinya cocok untuk kapal asing sembunyi di kedalaman sangat dalam mencapai 2-3 kilometer karena teknologi dulu belum bisa mendeteksi kapal sedalam itu,” ujarnya.

Ia menjelaskan, kondisi laut Jawa dengan perairan Bali berbeda karena di laut Jawa banyak suplai lumpur selama bertahun-tahun dari sungai yang bermuara ke laut Jawa, sehingga lautnya lebih landai, berbeda dengan perairan utara Bali yang relative tidak ada sungai yang bermuara ke utara.

Penyebab kapal yang dibangun tahun 1977 di HDW Jerman dan masuk jajaran TNI AL tahun 1981 ini, Prof Arthana menduga hilang kontak karena terkait masalah teknologi atau hilang kendali.

“Dugaan teknologi atau masalah kendali, kapal selamnya ada masalah dalam hal kendali sampai ke kedalaman tertentu. Kemungkinan lain kalau masih pakai teknologi lama kemungkinan teknologi belum match dengan posisi kedalaman kapal,” ujarnya.

Sementara itu, sejumlah unsur Satgas telah melakukan prosedur pencarian dengan menggunakan Sonar Aktif di sekitar menyelamnya KRI Nanggala-402.

Namun, hasil masih nihil, serta dari pantauan udara menggunakan helikopter ditemukan tumpahan minyak di sekitar posisi menyelam.

Data KRI Nanggala0402, jumlah personel on board sebanyak 53 orang terdiri dari 49 ABK, 1 komandan satuan, dan 3 personel arsenal.

Selaku komandan KRI Nanggala-402, atas nama Letkol laut (P) Heri Octavian yang sudah menjabat 1 tahun.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul UPDATE: Ahli Ungkap Seperti Ini Kondisi Laut Perairan Utara Bali Lokasi KRI Nanggala Hilang Kontak

(Tribun-Bali.com/Adrian Amurwonegoro)

Update perkembangan pencarian Kapal Selam Nanggala yang hilang kontak.

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved