Febri Diansyah Ceritakan Sulitnya Masuk KPK, Kini Heran Pegawai Senior Justru Terancam Dipecat
Eks Juru Bicara KPK, Febri Diansyah ceritakan sulitnya proses seleksi pegawai KPK, kini ia heran pegawai senior KPK justru terancam dipecat karena TWK
TRIBUNTERNATE.COM - Proses alih status pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) menuai sorotan dari berbagai pihak.
Tak sedikit kalangan yang menilai bahwa Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang dilalui pegawai KPK penuh dengan kejanggalan.
Pasalnya, ke-75 pegawai KPK yang dinyatakan tak lolos TWK justru adalah para penyidik, penyelidik, juga pegawai senior KPK yang berdedikasi dan memiliki kinerja yang memuaskan dalam pemberantasan korupsi.
Mengetahui hal ini, Febri Diansyah, Eks Juru Bicara KPK pun buka suara dan membagikan pengalamannya saat mengikuti seleksi pegawai KPK di tahun 2013.
Pengalaman tersebut dibagikan oleh Febri malalui akun Twitter pribadinya, @febridiansyah pada Kamis (6/5/2021).
Pada tahun 2013, Febri Diansyah mengikuti proses seleksi jadi pegawai KPK yang disebut dengan Indonesia Memanggil.
Ia lulus dari Indonesia Memanggil angkatan ke-7 pada tahun 2013 bersama 159 pegawai lainnya.
Menurutnya, seluruh tes sebelum tahap wawancara unit kerja dilakukan oleh konsultan independen yang berpengalaman, yang biasa melakukan tes serupa untuk sejumlah lembaga negara maupun swasta.
Baca juga: Febri Diansyah: Kata Kebangsaan Dijadikan Alat untuk Mematikan Pemberantasan Korupsi
Baca juga: Peneliti: Pimpinan KPK Lempar Nasib 75 Pegawai KPK yang Tak Lolos Tes ASN ke BKN dan Kemenpan RB

Di tahap awal, Febri mengikuti tes seleksi administrasi, di mana ia harus menghadapi sejumlah pertanyaan terkait fondasi integritas dan motivasinya masuk KPK.
"Seluruh tes sebelum tahap wawancara unit kerja dilakukan oleh konsultan independen yang berpengalaman melakukan tes serupa untuk sejumlah lembaga negara/swasta."
"Tahap 1, seleksi administrasi. Di tahap ini juga ada beberapa pertanyaan awal tentang pondasi-pondasi integritas dan motivasi masuk KPK," cuit Febri.
Pada tahap berikutnya, Febri menjalani tes potensi yang menghabiskan waktu kurang lebih satu hari.
Menurutnya, tahapan tes kedua itu cukup berat baginya, karena menguji potensi IQ, kesabaran, dan konsistensinya.
Setelah tes potensi, Febri kemudian menjalani tes kompetensi sesuai bidang yang dipilihnya.
Pada tes tersebut, pengetahuan umum tentang berbangsa dan bernegara, juga tentang hukum dan pemberantasan korupsi Febri diuji.
Selain itu, karena Febri melamar sebagai seorang penyelidik, ia juga dihadapkan dengan pertanyaan-pertanyaan terkait audit.
Selanjutnya pada tahapan tes keempat, Febri menghadapi tes kemampuan berbahasa Inggris.
Baca juga: 34 Nama Pegawai KPK yang Dikabarkan Tak Lolos Tes ASN, termasuk Novel Baswedan dan Yudi Purnomo
Baca juga: Soroti Pertanyaan Janggal pada TWK Pegawai KPK, Fadli Zon: Kita Alami Kemunduran dalam Berbangsa
Febri bercerita, pada saat ia menjalani tes kompetensi dan wawancara dengan konsultan, dirinya hanya ditanyai hal-hal yang relevan dengan tugasnya kelak.
Di antaranya juga ada pertanyaan mendalam terkait integritas dan independensi, juga pertanyaan terkait kepemimpinan tim dan pengambilan keputusan.
Menurutnya, ini merupakan sebuah pertanyaan yang sangat penting karena bersangkutan dengan aspek kepemimpinan dan konflik kepentingan.
Tak berhenti di situ, Febri juga menjalani sesi Leaderless Group Discussion yang membahas tentang nilai-nilai dasar antikorupsi.
Terakhir, Febri mengikuti tes kesehatan.
Kemudian setelah seluruh tahapan dilalui, bagi yang lolos seleksi akan dipanggil wawancara dengan unit kerja.
"Proses yang dilalui cukup panjang dan saringan yang sangat ketat. Terakhir kami mengikuti tes kesehatan. Proses pendaftaran Mei 2013, dan kami baru mulai melakukan pendidikan pada November 2013. Setelah seluruh tahapan dilalui, yang lolos seleksi dipanggil wawancara dengan unit kerja," tulisnya.
Pada tahapan wawancara, peserta akan digali tentang kemampuan dan latar belakang.
Setelah lolos seluruh tahapan, masih ada tahapan yang harus dilalui, yaitu pendidikan dasar yang disebut Induksi Pegawai KPK.
Pendidikan dasar itu membuat Febri ditempa di Pusat Pendidikan KOPASSUS selama dua bulan.
Melihat proses panjang seleksi pegawai KPK yang ia jalani tersebut membuat Febri heran dengan seleksi yang digelar saat ini.
"Karena itu saya nggak habis pikir sekarang beberapa pegawai senior yang berdedikasi dan kinerja bagus (justru) terancam disingkirkan hanya karena tes wawasan kebangsaan yang kontroversial ini," tandas Febri mengakhiri cuitannya.

Sebelumnya, Febri juga mempertanyakan terkait soal tes wawasan kebangsaan untuk pegawai KPK.
Ia mengaku bingung dengan pertanyaan yang diajukan dalam tes tersebut.
"Kalaulah benar pertanyaan itu diajukan pewawancara pada Pegawai KPK saat tes wawasan kebangsaan, sungguh saya kehabisan kata-kata dan bingung apa sebenarnya yang dituju dan apa makna wawasan kebangsaan. Semoga ada penjelasan yang lengkap dari KPK, BKN atau Kemenpan tentang hal ini," katanya.
(TribunTernate.com/Ron)