Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

BPOM Gelar Uji Sterilitas dan Toksisitas Vaksin AstraZeneca Pasca-Kematian Trio Fauqi Firdaus

Hindra mengatakan selain hasil uji sterilisasi dan toksisitas vaksin, untuk memperkuat hasil investigasi juga diperlukan autopsi terhadap jasad Trio.

Istimewa
Keluarga berdoa di makam Trio Fauqi Virdaus yang berlokasi di Duren Sawit Jakarta Timur. Almarhum Trio Fauqi Firdaus meninggal dunia seusai menerima vaksinasi Covid-19 jenis AstraZeneca. 

TRIBUNTERNATE.COM - Seorang pria berusia 22 tahun bernama Trio Fauqi Firdaus meninggal dunia satu hari setelah disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca pada Kamis (6/5/2021).

Diketahui, Trio Fauqi Firdaus merupakan pemuda asal Buaran, Duren Sawit, Jakarta Timur yang bekerja di Pegadaian.

Ia menjalani vaksinasi AstraZeneca pada Rabu (5/5/2021).

Terkait hal ini, investigasi kasus kematian Trio Fauqi Firdaus di Jakarta yang meninggal dunia sehari usai divaksin AstraZeneca terus dilakukan.

Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan Satari menuturkan, kini Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI sedang melakukan uji sterilisasi dan toksisitas vaksin yang disuntikan kepada pria 22 tahun itu.

"Sekarang sudah diuji vaksin uji sterilisasi dan toksisitas di BPOM hasilnya keluar dua minggu," ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (16/5/2021).

Ia mengatakan, melalui uji sterilisasi dan toksisitas vaksin tersebut diharapkan penyebab kematian Trio menemui titik terang.

Sebab, jika dihubungkan dengan riwayat penyakit almarhum, menurut temuan Komnas KIPI, bukan menjadi penyebab kematian.

Baca juga: TKA China Kembali Masuk ke Indonesia di Hari Lebaran, KSPI: Mencederai Keadilan Buruh Indonesia

Baca juga: Taiwan Catat 180 Kasus Covid-19 Baru, Masyarakat Taiwan Wajib Kenakan Masker untuk Pertama Kalinya

Baca juga: Perahu Terbalik di Waduk Kedung Ombo Boyolali, 5 Orang Hilang, Ini Kronologi hingga Daftar Penumpang

Keluarga berdoa di makam Trio Fauqi Virdaus yang berlokasi di Duren Sawit Jakarta Timur. Almarhum meninggal usai menerima vaksinasi Covid-19 jenis AstraZeneca.
Keluarga berdoa di makam Trio Fauqi Virdaus yang berlokasi di Duren Sawit Jakarta Timur. Almarhum meninggal usai menerima vaksinasi Covid-19 jenis AstraZeneca. (ISTIMEWA)

"Iya, vaksinnya diuji apakah tidak steril atau ada toxic-nya. Kemarin data riwayat dari almarhum sudah kita lihat memang ada penyakit kronis, tapi mungkin tidak terkait dengan kematian yang bersangkutan," jelas Hindra.

Hindra mengatakan, selain hasil uji sterilisasi dan toksisitas vaksin, untuk memperkuat hasil investigasi juga diperlukan autopsi terhadap jasad Trio.

Alasannya, data terkait kematian Trio sangatlah terbatas.

"Datanya tidak ada. Saat datang ke rumah sakit sudah wafat. Dokternya mau periksa sudah tidak bisa, mau periksa laboratorium juga sudah tidak bisa. Bukan terbatas, tidak ada datanya," ungkapnya.

Padahal, keluarga memiliki peluang diagnosa medis Trio sebelum meninggal dunia, jika Trio segera memeriksakan diri ke dokter maupun faskes terdekat saat mengeluhkan sakitnya.

"Padahal almarhum mengeluhkan sakitnya Rabu sore. Datang ke rumah sakit Kamis siang dalam keadaan meninggal. Padahal kalau mau diperiksa agar  CT Scan bisa ada datanya," kata dia.

Komnas KIPI berharap keluarga bersedia jika makam Trio dibongkar untuk keperluan investigasi.

Keluarga Menyetujui Jenazah Trio Diautopsi

Kakak Trio, Viki, pun menerangkan kronologi meninggalnya sang adik dan menjelaskan bahwa pihak keluarga sudah menyetujui jenazah Trio diautopsi.

Baca juga: Indonesia Beri Bantuan Penanganan Covid-19 untuk India, Dubes India Apresiasi: Sangat Tepat Waktu

Baca juga: Hasil Kajian Kemenkes RI: Vaksin Covid-19 Sinovac Efektif Turunkan Risiko Reinfeksi dan Kematian

Baca juga: Puluhan Jasad Diduga Covid-19 Mengapung di Sungai Gangga, Pakar Khawatir Air Sungai Terkontaminasi

Menurut keterangan Viki, almarhum Trio sempat mengeluhkan demam, pusing hingga linu di sekujur tubuh setelah tiba di rumah.

Lantaran tak kunjung membaik, jelas Viki, adiknya tak bisa tidur dan ditawari obat warung oleh ibunya.

Namun, Trio menolak tawaran tersebut dan sempat mengajak untuk berobat ke klinik terdekat walaupun batal pada Rabu malam.

Dini harinya, Trio melaksanakan sahur dan masih berbalas pesan ke rekan kerjanya.

Menjelang siang, Trio sempat kejang dan dilarikan ke klinik. Sayangnya, nyawa Trio tak tertolong pada Kamis (6/5/2021).

Terkait hal tersebut, pihak keluarga sempat menunggu adanya penjelasan perihal vaksin AstraZeneca.

Rupanya hal tersebut membuahkan hasil.

Kepada TribunJakarta.com, Viki menjelaskan bahwa pertemuan dengan pihak terkait akan dilaksanakan pada Jumat (14/5/2021) mendatang.

"Karena baru saja akan dilakukan pertemuan silaturahim antara keluarga dan pihak-pihak terkait. Yang menghubungi saya dari Dinkes dan yang sedang berkordinasi dengan Komnas KIPI," jelasnya, Rabu (12/5/2021).

Selain itu, pihak keluarga sudah setuju bila nantinya jenazah Trio akan diautopsi.

Hal ini guna mengungkap kebenaran perihal penyebab kematian sang adik.

"Saat ini belum ada keputusan mutlak, namun kemungkinan besar. Pihak keluarga akan bersedia (jenazah) diautopsi, karena apa pun hasil autopsi itu saya masih teguh dengan pendirian saya," tandasnya.

Komnas KIPI: Autopsi Dibutuhkan untuk Ketahui Penyebab Meninggalnya Trio Fauqi Firdaus

Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), Hindra Irawan Satari, angkat bicara soal penyebab meninggalnya pria berusia 22 tahun asal Buaran, Jakarta.

Menurut Hindra, hingga kini masih belum ada cukup bukti yang menyatakan meninggalnya Trio Fauqi Firdaus apakah terkait vaksin atau tidak.

Namun ia kembali menegaskan, bahwa kasus ini juga tidak bisa dibilang tidak ada kaitannya dengan vaksin.

"Jadi kita belum cukup bukti yang pasti untuk menyatakan itu erkait dengan vaksin, namun kita tidak nisa bilang itu nggak terkait vaksin," kata Hindra dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Rabu (12/5/2021).

Hindra pun menjelaskan, jika di negara barat kasus seperti ini biasanya dibuktikan dengan adanya autopsi.

Karena mereka memiliki undang-undang yag harus ditaati, yakni dengan dilakukan bedah jenazah.

"Jadi memang bukti-bukti yang ada itu memang ada autopsinya. Kalau yang fatal kan memang itu undang-undangnya harus dilakukan bedah jenazah," terangnya.

Hindra pun mengaku sulit untuk melakukan autopsi, karena perlu izin dari keluarga, serta adanya faktor lain yang tidak mudah untuk didapatkan.

"Tidak mudah ya untuk mendapatkan izin untuk melakukan autopsi. Kalau soal kepastian dari autopsi, yang mungkin sulit ya karena harus dapat izin dari keluarga."

"Sedangkan di Indonesia ada adat ada istiadat, ada suku, ada agama, itu faktor-faktor lain yang tidak mudah kita dapatkan. Kita juga tidak dapat memaksa. Kalau di barat kan ada undang-undang jadi enggak bisa menolak," ungkap Hindra.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ungkap Kematian Trio Usai Divaksin, BPOM Lakukan Uji Strelisasi dan Toksisitas Vaksin AstraZeneca

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Keluarga Pemuda yang Meninggal Sehari Usai Divaksin Bersedia Apabila Jenazah Diautopsi

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved