Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Gelombang Kedua Covid-19 di Indonesia Diperparah oleh Mobilitas Tinggi dan Varian Baru Corona

Lonjakan kasus infeksi disebabkan munculnya beberapa varian baru Covid-19 yang telah masuk ke Indonesia, dan diperparah dengan mobilitas yang tinggi.

TRIBUNJATENG/Permata Putra Sejati
ILUSTRASI - Simulasi penanganan pasien virus corona Covid-19 di RS Margono Soekarjo, Purwokerto. Lonjakan kasus infeksi disebabkan munculnya beberapa varian baru Covid-19 yang telah masuk ke Indonesia, dan diperparah dengan mobilitas yang tinggi. 

Dengan demikian, lonjakan kasus yang terjadi dapat segera ditekan dan dikendalikan sehingga mengurangi beban pada fasilitas, sistem, dan tenaga kesehatan.

Dua Kali Lipat

Sementara itu, Presiden Jokowi mengatakan pemerintah mencatat jumlah kasus Covid-19 periode Januari sempat melonjak hingga 176 ribu, tapi perlahan turun hingga pertengahan Mei 2021.

Menurutnya, jumlah kasus Covid-19 pernah turun di pertengahan 18 Mei menjadi 87 ribu, lalu naik dua kali lipat setelahnya.

"Dalam 4 bulan turun sampai 87 ribu. Tetapi, begitu ada liburan Lebaran kemarin ditambah varian baru, hari ini (jumlah kasus) melompat naik dua kali lipat lebih," ujarnya saat pembukaan Munas VIII Kadin Indonesia, kemarin.

Karena itu, Jokowi menilai seluruh elemen masyarakat mesti berhati-hati terhadap lonjakan jumlah kasus hingga 200 ribu lebih tersebut.

"Naik menjadi 228 ribu kasus. Inilah yang saya sampaikan, kita harus hati-hati, kita harus tetap waspada, kita tidak boleh lengah," katanya.

Di sisi lain, Presiden menambahkan, peningkatan kasus harian ini terus dipelajari pemerintah karena jumlahnya masih tercatat naik.

"Kita tidak bisa bekerja makronya saja, tapi detil mikronya juga harus tahu. Angka-angkanya harus tahu, posisi di mana bergeraknya juga harus kita ikuti,"katanya.  (Tribun Network/Fransiskus Adhiyuda/Yanuar R Yovanda/sam)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Varian Baru Membuat Covid-19 Gelombang Kedua di Indonesia Lebih Parah

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved