Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Tak Dapat Perawatan di RS dan Kendala Penutupan Jalan, Lansia di Bandung Meninggal di Taksi Online

Kokom Komariah sempat dibawa ke dua rumah sakit, tetapi ditolak karena rumah sakit itu semua sudah penuh.

BBC
ILUSTRASI jenazah. Seorang lansia bernama Kokom Komariah di Kota Bandung meninggal dunia di dalam taksi online lantaran tak mendapatkan penanganan di rumah sakit, Kamis (8/7/2021). 

TRIBUNTERNATE.COM - Seorang lansia bernama Kokom Komariah di Kota Bandung meninggal dunia di dalam taksi online lantaran tak mendapatkan penanganan di rumah sakit, Kamis (8/7/2021).

Kokom adalah warga Kelurahan Pakemitan, Kecamatan Cinambo, Kota Bandung, Jawa Barat.

Dengan kondisinya yang kritis dan membutuhkan penanganan medis setelah dirujuk dari Puskesmas Cijambe, Kokom sempat dibawa ke dua rumah sakit.

Namun, Kokom ditolak karena rumah sakit sudah penuh.

Diwartakan TribunJabar.id, Agus (58), suami Kokom menceritakan, mengingat keadaan darurat, Agus tidak mencari ambulans, tapi ia memilih memesan taksi online.

Kemudian, Agus mendapatkan taksi online yang dikemudikan oleh Bani (30).

Baca juga: Moderna akan Disuntikkan sebagai Vaksin Dosis Ketiga kepada 1,47 Juta Tenaga Kesehatan di Indonesia

Baca juga: Berani Kritik Ada Oligarki Rakus di Lingkaran Presiden Joko Widodo, Ini Sosok Abdillah Toha

Baca juga: Ibas Yudhoyono Kritik Pemerintah Soal Penanganan Covid-19, Pengamat Politik Nilai Sangat Wajar

Ke RS Hermina, ditolak karena penuh

Dengan menumpang taksi online, Agus bersama Kokom dan anaknya bergegas menuju RS Hermina.

Namun, pihak rumah sakit menolak Kokom lantaran pasien di RS Hermina membludak dan tenaga kesehatan sudah kewalahan melayani pasien.

"Di Hermina, anak saya turun mengurus berkas-berkas dan persyaratan, tapi setengah jam kemudian ada kabar kalau rumah sakit tak bisa menerima pasien lagi karena sudah penuh," kata Agus saat ditemui di kediamannya, Jumat (9/7/2021).

Mereka kemudian bergegas ke RS Al Islam.

Di RS Al Islam, pasien juga ditolak karena penuh

Saat tiba di RS Al Islam, Kokom kembali ditolak karena kondisi pasien di rumah sakit itu juga membludak.

Namun, Agus mendapatkan kabar dari sanak saudaranya, di RS Santosa Bandung masih tersedia ruang gawat darurat. Ia langsung bergegas ke pergi.

"Keluarga pasien kemudian meminta saya untuk mengantarkan ke RS Santosa di Kebon Jati," kata Bani, sopir taksi online yang ditumpangi Kokom, dilansir Kompas.com.

Baca juga: Kisah Penjual Tabung Oksigen di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19: Ikut Bingung karena Semakin Mahal

Baca juga: Kisah Petugas TPU Pedurenan Bekasi: Gali Kubur dengan Alat Berat karena Jenazah Covid-19 Meningkat

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved