Soal Wacana PPKM Darurat 6 Minggu, Ridwan Kamil: Pemerintah Cari Solusi Paling Tepat & Tidak Melukai
Ridwan Kamil akui bahwa orang marah dan drama seputar pandemi akan semakin banyak jika PPKM Darurat benar diperpanjang, namun itu solusi terbaik.
Sikap masyarakat yang demikian itu digambarkan oleh Ridwan Kamil seperti siswa SMA yang meminta untuk bisa lulus Sarjana, padahal belum melewati prosesnya secara lengkap.
"Kalau ada yang membandingkan 'kok piala EURO tidak pakai masker? Di Jepang, di Singapura mau berdamai', ya vaksinnya saja sudah 70 persen, kita masih belum."
"Kita (seperti) masih SMA, tapi sirik minta lulus wisuda Sarjana, kira-kira begitu," katanya.
Menurut Ridwan, hal-hal semacam itu menjadi ujian bagi pemerintah untuk bisa mengendalikan pandemi.
"Hal-hal seperti ini mewarnai ketidakmudahan dalam mengendalikan (pandemi Covid-19)," tambahnya.
Untuk itu, Ridwan Kamil kembali menegaskan bahwa keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemerintah diambil berdasarkan prioritas utama, yakni menyelamatkan nyawa masyarakat yang sakit.
"Saya sedih kalau sudah dengar cerita tadi dan sebagainya, tapi bagaimana pun ada urusan nyawa, kepentingan besar yang harus kita selamatkan di atas ketidaknyamanan ini," tandas Kang Emil.
Video selengkapnya:
Di Masa Pandemi, Ridwan Kamil Sebut Masyarakat Terbagi Jadi 3 Golongan
Ada beberapa sikap berbeda dari masyarakat Indonesia saat menghadapi pandemi virus corona penyebab penyakit Covid-19.
Hal ini disinggung oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam program Mata Najwa, Rabu (14/7/2021) malam.
Pria yang karib disapa Kang Emil itu menilai masyarakat Indonesia terbagi menjadi tiga golongan terkait Covid-19.
Tiga golongan tersebut, yang pertama adalah masyarakat yang denial atau tidak percaya Covid-19.
Golongan kedua, masyarakat yang percaya Covid-19 tetapi masih tidak taat protokol kesehatan (prokes).