Olimpiade Tokyo 2020
Lifter Olimpiade Tokyo 2020 jadi Korban Body Shaming, Nurul Akmal Balas dengan Jawaban Bijak
Lifter Indonesia, Nurul Akmal mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan setibanya di Indonesia, alih-alih kesal, Nurul justru beri jawaban bijak.
TRIBUNTERNATE.COM - Atlet angkat besi asal Aceh, Nurul Akmal mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan usai mendarat di Indonesia pada Rabu (4/8/2021) malam.
Nurul Akmal menjadi korban body shaming oleh seseorang yang tidak diketahui sosoknya.
Body shaming sendiri adalah tindakan tindakan mencemooh atau mengejek penampilan fisik seseorang, seperti misalnya mencela badan yang gemuk atau kurus.
Pada sesi penyambutan para atlet di Bandara Soekarno-Hatta, terdengar bunyi celetukan, "yang paling kurus", dilontarkan kepada lifter Nurul Akmal.
Momen itu terekam kamera, dan video yang merekam komentar tak menyenangkan tersebut juga langsung menjadi viral di media sosial.
Komentar itu disebut tak pantas, lantaran Nurul Akmal telah mengharumkan nama Indonesia di ajang olahraga internasional.
Olimpiade Tokyo 2020 merupakan olimpiade internasional pertama yang diikuti oleh lifter asal Aceh ini.
Dalam ajang tersebut, Nurul Akmal sukses menempati posisi lima besar di kelas +87 kilogram, kelas pertama yang diikuti oleh lifter Indonesia.
Baca juga: Tayangan Voli Pantai Olimpiade 2021 dengan Bikini Diadukan, Bagaimana Respon KPI?
Baca juga: Makna Buket Bunga Peraih Medali di Olimpiade Tokyo 2020, Simbol Kebangkitan Jepang dari Tsunami 2011
Ia berhasil mencatatkan total angkatan 256 kilogram, dengan rincian angkatan 115 kg snatch dan clean and jerk 151 kg.
Namun, di balik prestasinya masih ada saja yang mencibir bentuk tubuh Nurul Akmal.
Lantas, apa tanggapan atlet asal Desa Serba Jaman Tunong, Tanah Luas, Aceh Utara ini tentang body shaming yang dialaminya?
Dalam tayangan Rosi Kompas TV, Kamis (5/8/2021), Nurul Akmal memberi tanggapan soal body shaming yang terjadi padanya.

Lifter berusia 28 tahun itu mengaku tak mengambil hati saat bentuk tubuhnya dicibir oleh orang lain.
Ia bahkan tak menganggap itu sebagai hinaan dan merasa itu hanya candaan belaka yang kemudian dimaklumi olehnya.
"Kalau menurut Nurul sih itu biasa, candaan mungkin ya, candaan saja," katanya.