Terkini Internasional
Gempa Bumi Magnitudo 7.2 Guncang Haiti, 1.297 Orang Tewas dan Lebih dari 5.700 Orang Luka-luka
Pemerintah Haiti pun menyatakan status darurat setelah gempa bumi tersebut menewaskan setidaknya 1.297 orang dan lebih dari 5.700 orang lainnya luka.
TRIBUNTERNATE.COM - Gempa bumi magnitudo 7.2 mengguncang Haiti pada Sabtu (14/8/2021) lalu.
Pemerintah Haiti pun menyatakan status darurat setelah gempa bumi tersebut menewaskan setidaknya 1.297 orang dan lebih dari 5.700 orang lainnya luka-luka.
Informasi ini disampaikan oleh badan perlindungan sipil negara tersebut dalam laporan pada Minggu (15/8/2021).
Dikutip TribunTernate.com dari CNN, dari 1.297 orang yang dilaporkan tewas tersebut, 1.054 di antaranya berada di wilayah administratif Selatan, 119 orang di Grand'Anse, 122 di Nippes dan dua lainnya berada di kawasan Barat Laut.
Gempa tersebut menghancurkan 13.694 rumah dan merusak 13.785 lainnya, kata pejabat dari badan perlindungan sipil.
Kehancuran akibat gempa juga telah mendorong rumah sakit ke ambang batas maksimal, dan memblokir jalan yang akan membawa pasokan vital ke daerah terdampak.
"Kalau soal kebutuhan medis, ini urgensi terbesar kami. Kami sudah mulai mengirimkan obat-obatan dan tenaga medis ke fasilitas yang terdampak," kata Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry.
"Untuk orang-orang yang membutuhkan perawatan khusus yang mendesak, kami telah mengevakuasi beberapa dari mereka, dan kami akan mengevakuasi beberapa lagi hari ini dan besok." lanjutnya.
Status darurat nasional berlaku untuk Departemen Barat, Departemen Selatan, Nippes, dan Grand'Anse.

Gempa bumi terjadi pada Sabtu pukul 08.30 pagi dengan kedalaman sekitar 10 kilometer (6,2 mil), dan pusat gempa sekitar 12 kilometer (7,5 mil) timur laut Saint-Louis-du-Sud di bagian barat daya Haiti.
Lokasi titik gempa kali ini berada di sekitar 96 kilometer (60 mil) barat dari lokasi gempa magnitudo 7,0 yang terjadi pada 2010 silam dan menewaskan sekitar 220.000 hingga 300.000 orang.
Baca juga: SBY Ungkap Kisah Putra dan Menantunya: Ibas Yudhoyono yang Paling Sering Difitnah dan Digunjing
Baca juga: Jauh dari Kesan Meriah, Jokowi Ungkap Alasannya Pilih Baju Adat Suku Badui dalam Sidang Tahunan 2021
Baca juga: Sesar Lembang di Jawa Barat Masih Aktif, Daryono BMKG: Tak Seorang pun Tahu Kapan Gempa Kuat Terjadi
Baca juga: BMKG: 807 Gempa Tektonik Terjadi di Indonesia Sepanjang April 2021, Berikut Wilayah Zona Gempa Aktif
Dampak kerusakan yang ditimbulkan gempa pada Sabtu itu jauh lebih tidak ringan daripada gampa yang terjadi pada tahun 2010.
Sebuah misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke daerah-daerah yang terdampak menemukan "kerusakan yang tidak terlalu signifikan daripada yang diperkirakan semula," kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, Minggu.
"Kebutuhan kemanusiaan yang paling mendesak terkait dengan penyediaan bantuan medis dan air, sanitasi dan kebersihan," kata organisasi itu.
Sementara itu, dikutip dari CNBC, kehancuran akibat gempa ini bisa diperburuk dengan datangnya Tropical Depression Grace, yang diperkirakan akan mencapai Haiti pada Senin (16/8/2021) malam.
Pusat Badai Nasional Amerika Serikat. menurunkan skala badai tropis itu menjadi depression pada Minggu, tetapi para peramal cuaca memperingatkan bahwa terlepas dari hal itu, Grace masih menjadi ancaman berupa hujan lebat, banjir, dan tanah longsor.
Gempa bumi melanda bagian barat daya negara termiskin di wilayah Caribbean itu.
Guncangan gempa hampir membuat beberapa kota rata dengan tanah, dan memicu tanah longsor yang menghambat upaya penyelamatan di negara yang tengah kewalahan akibat krisis pandemi virus corona, pembunuhan presiden, dan gelombang kekerasan antar-geng.
Pusat gempa berada sekitar 125 kilometer (78 mil) barat ibu kota Port-au-Prince, kata Survei Geologi AS, dan gempa susulan terus mengguncang daerah itu pada hari Minggu.
SUMBER: CNN, CNBC
(TribunTernate.com/Rizki A.)