Gara-gara Hal Ini, Seluruh Gerai McDonald's di Inggris Tak Bisa Lagi Jual Milkshake
Dalam sebuah pernyataan, McDonald's mengatakan bahwa minuman kemasan dan milkshake untuk sementara tidak tersedia di semua tokonya di seluruh Inggris.
TRIBUNTERNATE.COM - Seluruh gerai McDonald's di Inggris tak bisa lagi menjual milkshake sebagai salah satu menunya.
McDonald's terpaksa menarik milkshake dan minuman kemasan dari menunya karena ada permasalahan pada rantai pasokannya.
McDonald's yang mengoperasikan sekitar 1.300 restoran di seluruh Inggris, telah menjadi korban dari gangguan rantai pasokan yang saat ini mengguncang Inggris, Skotlandia, dan Wales.
Dalam sebuah pernyataan, McDonald's mengatakan bahwa minuman kemasan dan milkshake untuk sementara tidak tersedia di semua tokonya di seluruh Inggris.
"Seperti kebanyakan retailer, saat ini kami mengalami beberapa masalah pada rantai pasokan, yang berdampak pada ketersediaan sejumlah kecil produk," kata McDonald's dalam pernyataannya yang dikutip dari Sky News, Selasa (24/8/2021).
"Minuman botol dan milkshake untuk sementara tidak tersedia di restoran di seluruh Inggris, Skotlandia, dan Wales."
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, dan terima kasih kepada pelanggan kami atas kesabaran mereka. Kami bekerja keras untuk mengembalikan barang-barang ini ke menu sesegera mungkin."
Baca juga: Seusai Dipanggil Polisi karena Menu BTS Meal Picu Kerumunan, Manajemen McDonalds Minta Maaf
Baca juga: Ramai Pesanan BTS Meal, Outlet McDonalds Indonesia di Sejumlah Daerah Ditutup Sementara

McDonald's bukanlah rantai restoran pertama yang mengalami kekurangan pasokan.
Musim panas ini, Inggris dilanda kekurangan pengemudi truk, krisis yang memengaruhi supermarket, restoran, dan pengecer lainnya.
Saat ini diperkirakan ada kekurangan sekitar 90.000 pengemudi.
Restoran cepat saji lainnya yakni KFC, mengatakan mereka juga mengalami masalah serupa.
Richard Griffiths, kepala eksekutif British Poultry Council, menyalahkan kekurangan pekerja yang dihadapi industri saat ini terjadi akibat Brexit.
"Ketika Anda tidak memiliki orang (pekerja), Anda memiliki masalah, dan ini adalah sesuatu yang kita lihat di seluruh rantai pasokan. Krisis tenaga kerja adalah masalah Brexit," kata Griffiths.
(TribunTernate.com/Qonitah)