Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

14 Provinsi Catatkan Positivity Rate Covid-19 di Bawah Standar WHO, Satgas: Jangan Sampai Lengah

"Per tanggal 5 September, terdapat 14 provinsi yang memiliki positivity rate di bawah standar WHO," kata Jubir Satgas Covid-19. Daerah mana saja?

Dok. Satgas Penanganan Covid-19
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito menerangkan ada 14 provinsi yang positivity rate Covid-19 nya turun di bawah standar WHO. 

TRIBUNTERNATE.COM - Sebanyak 14 provinsi di Indonesia mencatatkan positivity rate yang rendah bahkan berada di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Seperti diketahui, WHO menetapkan ambang batas minimal angka positivity rate Covid-19 yakni kurang dari atau maksimal 5 persen.

Positivity rate sendiri merupakan perbandingan jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.

Jadi, apabila positivity rate suatu daerah makin rendah, maka kondisi pandemi di daerah tersebut membaik.

Informasi mengenai penurunan positivity rate di 14 provinsi di Indonesia ini disampaikan oleh Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, Selasa (7/9/2021).

Penurunan positivity rate ini telah terjadi di 14 provinsi tersebut sejak Minggu (5/9/2021) lalu.

"Per tanggal 5 September, terdapat 14 provinsi yang memiliki positivity rate di bawah standar WHO," tutur Wiku Adisasmito, seperti dikutip dari keterangan persenya, Selasa (7/9/2021).

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito. (YouTube/Sekretariat Presiden)

Baca juga: Kasus Kematian Covid-19 di Indonesia Jadi Sorotan Dunia, Satgas: Karena termasuk Populasi Rentan

Baca juga: Varian Lokal Corona B.1466.2: Satgas Covid-19 Selidiki Kemunculannya, Sempat Dominasi Kasus di RI

Daftar 14 provinsi dengan positivity rate di bawah 5 persen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sumatra Selatan

2. Bengkulu

3. Kepulauan Riau

4. Banten

5. DKI Jakarta

6. Jawa Barat

7. Jawa Timur

8. Maluku

9. Maluku Utara

10. Sulawesi Tenggara

11. Gorontalo

12. Nusa Tenggara Barat

13. Papua

14. Papua Barat

Selain 14 provinsi tersebut, positivity rate Covid-19 secara keseluruhan dalam skala nasional juga menunjukkan perbaikan.

Bahkan, kini positivity rate Indonesia telah mencapai angka 6,97 persen, mendekati standar maksimal dari WHO.

"Saat ini positivity rate di Indonesia sebesar 6,97 persen, yang mana sedikit lagi mencapai maksimal standar WHO, yaitu 5 persen," ungkap Wiku.

Wiku mengatakan, sebagian besar provinsi di Indonesia mencatatkan penurunan kasus Covid-19 selama dua minggu berturut-turut, utamanya di Lampung, Jambi, dan Aceh.

Namun demikian, daerah Sulawesi Barat masih mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 di saat hampir semua provinsi mencatatkan penurunan kasus.

"Jika dilihat pada tingkat provinsi maka seluruh provinsi mengalami penurunan positivity rate selama dua minggu berturut-turut, kecuali Sulawesi Barat yang sempat mengalami kenaikan."

"Penurunan paling drastis terjadi pada Lampung yang turun sebesar 40,14 persen dan Jambi turun 36,74 persen dan Aceh turun 31,26 persen," ucap Wiku.

Baca juga: Pemerintah Cabut STRP, Kini Cukup Aplikasi PeduliLindungi yang Jadi Syarat Perjalanan Dalam Negeri

Baca juga: Belajar dari Krisis Covid-19 Gelombang Dua, India Mulai Bersiap Hadapi Kemungkinan Gelombang Ketiga

Selain itu, kata Wiku, selama tiga minggu terakhir jumlah orang yang diperiksa per minggu terkait Covid-19 juga terus mengalami peningkatan, yakni dari 600 ribu orang menjadi 800 ribu orang per minggu.

"Selama tiga minggu terakhir, jumlah orang yang diperiksa mingguan terus mengalami peningkatan, dari 600 ribu menjadi 800 ribu orang per minggu," terangnya.

Tak lupa, Wiku mengingatkan agar indikator perbaikan Covid-19 di Indonesia tak dijadikan alasan untuk kembali lengah.

Menurutnya, situasi Covid-19 di Indonesia yang kian baik ini justru adalah sebuah ujian besar bagi pemerintah dan masyarakat.

Sebab, pemerintah dan masyarakat bisa saja terlena dengan keadaan yang baik ini dan secara tidak sadar melakukan pelonggaran terhadap protokol kesehatan.

Wiku mengingatkan agar masyarakat dapat belajar dari pengalaman kasus Covid-19 di Indonesia, di mana kasus bisa kembali melonjak usai adanya perbaikan dan pelonggaran.

"Adanya perbaikan kondisi Covid-19 di Indonesia ini tentunya patut kita syukuri, namun jangan sampai membuat kita lengah."

"Belajar dari pengalaman lonjakan kasus sebelumnya, bahwa justru fase yang paling berat adalah fase ketika kasus mulai melandai."

"Fase ini paling berat karena di sinilah seluruh lapisan pemerintah dan masyarakat diuji kedisiplinan dan ketahanannya untuk mempertahankan situasi yang telah melandai ini, agar tidak kembali mengalami lonjakan kasus," tandas Wiku.

(TribunTernate.com/Ron)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved