Siti Fadilah Supari: Tak Ada Laboratorium Khusus, Indonesia Belum Siap dalam Hadapi Ancaman Biologi
Menurut dokter spesialis jantung tersebut, Indonesia mengalami kemunduran dalam penanganan ancaman biologi.
TRIBUNTERNATE.COM - Di tengah meningkatnya dampak negatif perubahan iklim dan pemanasan global, dunia dihadapkan dengan ancaman biologi yang semakin nyata.
Bagi Indonesia sendiri, negeri ini dinilai masih belum memiliki kesiapan dalam menghadapi ancaman biologi.
Terlebih, belum ada laboratorium khusus yang dibangun untuk mengatasi ancaman biologi hingga saat ini.
Sebenarnya, di Indonesia pernah berdiri sebuah laboratorium bernama Laboratorium Namru, milik Angkatan Laut Amerika Serikat.
Namun, laboratorium riset ancaman biologi tersebut tidak memberikan manfaat sehingga dibubarkan Pemerintah RI pada tahun 2008.
Siti Fadilah Supari, Menteri Kesehatan RI tahun 2004-2009 menyatakan Indonesia tidak memperoleh banyak manfaat dari Laboratorium Namru.
“Menurut saya manfaatnya jauh lebih kecil dibandingkan kerugiannya sebagai negara merdeka,” katanya dalam keterangan yang diterima wartawan, pada Senin (13/9/2021) kemarin.
Baca juga: Nyatakan Vaksin Covid-19 Dosis Lengkap Sudah Sangat Baik, Ilmuwan Nilai Booster Belum Diperlukan
Baca juga: Disebut Propaganda Malaysia oleh Ketua KPI, Pihak Upin & Ipin Angkat Bicara: Ini Banyak Nilai Moral
Baca juga: Mahasiswa Pembawa Poster untuk Jokowi Diciduk Polisi, Ini Kata Kapolresta Solo hingga BEM UNS
Keberadaan laboratorium asing tersebut dinilai Siti Fadilah Supari merupakan bentuk penjajahan.
“Kalau Namru memang harus ditutup,” tegasnya.
Jika pun Namru masih ada, sumbangannya terhadap pencegahan pandemi Covid-19 tidak signifikan.
Sejauh ini, hasil-hasil penelitian Laboratorium Namru juga tidak diserahkan ke Indonesia.
“Indonesia bingung menghadapi pandemi bukan karena tidak ada Namru, tetapi memang karena bingung sendiri tidak mengira pandemi separah ini,” kata Siti Fadilah.
Menurut dokter spesialis jantung tersebut, Indonesia mengalami kemunduran dalam penanganan ancaman biologi.
Sebelumnya, Badan Intelejen Negara (BIN) pernah memiliki Divisi Nubika (Nuklir, Biologi, dan Kimia) yang mengurus ancaman biologi.
Sayangnya, Divisi Nubika ini dibubarkan.