Nyatakan Perlindungan Vaksinnya Menurun Seiring Waktu, Moderna Ajukan Otorisasi Suntikan Booster
Pada 1 September lalu, Moderna telah mengajukan permohonannya ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS untuk meminta otorisasi suntikan booster.
Gejala parah merupakan tolok ukur utama dalam menilai perlindungan yang memudar.
Baca juga: Penelitian: Vaksin Covid-19 mRNA Tidak Berisiko Menyebabkan Keguguran pada Ibu Hamil
Baca juga: Nyatakan Vaksin Covid-19 Dosis Lengkap Sudah Sangat Baik, Ilmuwan Nilai Booster Belum Diperlukan
Moderna mengatakan, ada kecenderungan tingkat kasus parah yang lebih rendah di antara sukarelawan yang baru saja divaksinasi, meskipun temuan itu tidak signifikan secara statistik.
Moderna mengatakan kekebalan yang memudar terlihat dalam analisis baru tersebut, menambah bukti bahwa suntikan booster diperlukan.
Selain itu, Moderna juga menyoroti dua penelitian yang menunjukkan perlindungan jangka panjang terhadap Covid-19 gejala berat.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan dengan Kaiser Permanente Southern California ketika varian Delta yang sangat menular beredar, para peneliti menemukan vaksin Moderna 87 persen efektif mencegah diagnosis Covid-19, dan 96 persen efektif mencegah gejala berat.
Moderna telah menganalisis data lebih dari 352.000 orang yang mendapat dua dosis vaksin Moderna dibandingkan dengan jumlah yang sama dari individu yang tidak divaksinasi dengan usia dan faktor risiko yang sama.
Moderna juga menyoroti sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) yang melihat data dari lebih dari 32.000 pasien yang datang ke pusat perawatan darurat, ruang gawat darurat dan rumah sakit di sembilan negara bagian atau kota besar di AS.
Hasilnya, ditemukan bahwa vaksin Moderna 95 persen efektif dalam mencegah gejala berat di antara individu dari segala usia.
Sedangkan untuk untuk vaksin Pfizer/BioNTech sebesar 80 persen, dan 60 persen untuk vaksin dari Johnson & Johnson.
(TribunTernate.com/Qonitah)