Perubahan Iklim Picu Lonjakan Kematian Akibat Sambaran Petir di India, 2.500 Orang Mati Setiap Tahun
Perubahan iklim menjadi penyebab utama serangan petir yang mematikan itu menjadi lebih sering terjadi dari biasanya.
Gelombang Tiba-Tiba
Saat ini, petir di India lebih sering terjadi dengan hampir 19 juta sambaran yang tercatat dalam 12 bulan terakhir hingga Maret 2021.
Jumlah tersebut naik sepertiga dari tahun sebelumnya.
Menurut Sanjay Srivastava dari Lightning Resilient India Campaign, pemanasan global menjadi pendorong utama terjadinya peningkatan ini.
"Karena perubahan iklim dan pemanasan global dari permukaan bumi dan lebih banyak kelembapan tiba-tiba terjadi gelombang petir yang sangat besar," kata Sanjay kepada AFP.
Tidak hanya di India, masalah ini juga terjadi di seluruh dunia.

Penelitian tahun ini memperkirakan kemungkinan adanya dua kali lipat sambaran petir dari jumlah rata-rata di Lingkaran Arktik selama abad ini.
Bukti menunjukkan bahwa sambaran petir juga menjadi lebih umum terjadi di daerah perkotaan, di mana populasi kota diperkirakan akan meningkat secara dramatis dalam bertahun-tahun mendatang.
Sanjay mengatakan, hasil dari peningkatan sambaran petir ini bisa menjadi sebuah bencana besar bagi manusia.
Misalnya, apabila sebuah petir menyambar sebuah rumah sakit dan menyebabkan korsleting pada peralatan yang digunakan untuk merawat pasien dalam perawatan intensif.
Hal ini bisa menjadi bencana bagi orang-orang di rumah sakit dan keluarga pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut.
Meningkatnya frekuensi gelombang panas yang mematikan dan konsekuensi lain dari perubahan iklim, membuat India harus berjuang untuk beradaptasi dengan ancaman sambaran petir yang lebih buruk.
Sebagian besar kematian manusia dalam badai petir dapat dicegah, tetapi hampir tidak ada bangunan yang memiliki penangkal petir untuk melindungi penghuninya, kata Sanjay.
(TribunTernate.com/Ron)