Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Evergrande Gagal Bayar Utang Rp4.290 Triliun, Ini Kata Pemain Properti Soal Imbasnya di Indonesia

Meski ada perbaikan pertumbuhan ekonomi Tanah Air, kasus Evergrande disebut-sebut dapat menimbulkan pengaruh terhadap sektor properti di Indonesia.

Fox Business
Raksasa properti asal China, Evergrande Group 

TRIBUNTERNATE.COM - Perusahaan properti raksasa asal China, Evergrande, tengah terlilit dan gagal melunasi utang sebesar 300 miliar dolar AS atau setara dengan Rp4.290 triliun.

Bahkan, kewajiban utang perusahaan terus bertambah karena gagal melakukan pembayaran bunga obligasi pada pekan lalu.

Sehingga, saat ini kondisi Evergrande jauh dari kata stabil.

Hal ini pun dikhawatirkan dapat berimbas ke Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi nasional di tengah pandemi Covid-19 terlihat semakin stabil, tetapi para pengembang diminta untuk tetap menyikapinya dengan hati-hati.

Badan Pusat Statistik (BPS) memang menyebutkan, pertumbuhan ekonomi Tanah Air pada triwulan II 2021 telah mencapai 7.07 persen dibanding periode yang sama pada 2020 silam.

Tren perbaikan makro ini juga terkait dengan perkembangan sektor properti.

Namun, meski ada perbaikan pertumbuhan ekonomi Tanah Air, kasus Evergrande disebut-sebut dapat menimbulkan pengaruh terhadap sektor properti di Indonesia.

Lalu, bagaimana tanggapan dari para pemilik bisnis properti Indonesia terkait kasus utang Evergrande?

Baca juga: Fadjroel Rachman Dilantik Jadi Dubes Kazakhstan, Siapa Penggantinya sebagai Jubir Presiden?

Baca juga: Pakar Sebut Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 5-11 akan Tersedia November, Bagaimana dengan Indonesia?

Baca juga: Rangkuman Fakta Kecelakaan Dua Bus Transjakarta di Cawang: Dugaan Penyebab hingga Jumlah Korban

Baca juga: Daftar Nama 17 Dubes Baru yang Dilantik Jokowi, Ada Jubir Presiden hingga Eks Ketua KADIN

Country Head Knight Frank Indonesia Willson Kalip menyebutkan Indonesia harus waspada dengan dampak negatif dari kasus utang Evergrande.

“Indonesia harus waspada dalam menghadapi dampak negatif dari Evergrande, yang berhubungan erat dengan jumlah investasi asing ke Indonesia," ujar Willson dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (25/10/2021).

Namun, bangkitnya sektor properti dalam negeri bisa meminimalisasi risiko dampak kasus Evergrande.

Selain itu, juga ikut mendorong sektor lainnya untuk tumbuh dan berkontribusi dalam pemulihan ekonomi nasional.

Terlebih program pembangunan infrastruktur dari pemerintah dalam dua periode terakhir merupakan tulang punggung bagi bergeraknya ekonomi.

Agar sektor properti dapat terus berkontribusi secara sehat di dalam siklus perekonomian, nilai pasokan dan permintaan pada sektor properti juga perlu dipantau agar tetap seimbang.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved