Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Penelitian: Orang yang Tidak Divaksinasi Kemungkinan akan Terinfeksi Covid-19 Berulang-ulang Kali

Orang yang tidak divaksinasi Covid-19 diperkirakan akan terinfeksi Covid-19 lagi dan lagi dalam waktu rata-rata setiap 16 hingga 17 bulan sekali.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ilustrasi Vaksinasi Covid-19 - Orang yang tidak divaksinasi akan lebih mungkin terkena Covid-19 berulang kali - Dalam foto: Warga mengikuti vaksinasi Covid-19 di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Minggu (11/7/2021). 

TRIBUNTERNATE.COM - Orang yang tidak divaksinasi Covid-19 diperkirakan akan terinfeksi Covid-19 lagi dan lagi dalam waktu rata-rata setiap 16 hingga 17 bulan sekali.

Hal tersebut terungkap dalam sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam The Lancet Microbe, sebuah jurnal kedokteran umum.

Para peneliti di Yale University dan University of North Carolina melihat adanya data infeksi ulang untuk enam virus corona lain yang menginfeksi manusia, termasuk SARS dan MERS.

"Infeksi ulang dapat terjadi secara wajar dalam tiga bulan atau kurang," kata Jeffrey Townsend, penulis utama penelitian itu dan seorang profesor biostatistik di Yale School of Public Health, dikutip dari WebMD.

"Oleh karena itu, mereka yang telah terinfeksi secara alami harus divaksinasi."

"Infeksi sebelumnya hanya bisa memberikan perlindungan jangka panjang yang sangat sedikit terhadap infeksi berikutnya," imbuhnya.

Baca juga: Pakar Sebut Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 5-11 akan Tersedia November, Bagaimana dengan Indonesia?

Baca juga: Pemerintah Tetapkan Syarat Penerbangan Terbaru Masuk Indonesia: Tes PCR, Karantina, dan Vaksin

Tim peneliti melihat data pasca-infeksi untuk enam virus corona lain antara tahun 1984 hingga 2020.

Dari sana, mereka menemukan adanya infeksi ulang pada sekitar 128 hari hingga 28 tahun.

Mereka menghitung bahwa infeksi ulang Covid-19 kemungkinan akan terjadi antara tiga bulan hingga lima tahun setelah respons antibodi puncak, dengan rata-rata 16 bulan.

Tim peneliti menemukan bahwa risiko infeksi ulang Covid-19 adalah sekitar 5 persen dalam tiga bulan, lalu melonjak menjadi 50 persen setelah 17 bulan.

Infeksi ulang itu juga bisa menjadi makin umum ketika kekebalan tubuh berkurang dan varian baru Covid-19 terus berkembang.

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (Freepik)

"Kita cenderung berpikir tentang kekebalan secara mutlak sebagai kebal atau tidak kebal."

"Penelitian kami memperingatkan bahwa kita harus lebih fokus pada risiko infeksi ulang dari waktu ke waktu," kata Alex Dornburg, asisten profesor bioinformatika dan genomik di UNC.

"Ketika varian baru muncul, respons imun sebelumnya menjadi kurang efektif dalam memerangi virus."

"Mereka yang secara alami terinfeksi di awal pandemi semakin mungkin untuk bisa terinfeksi kembali dalam waktu dekat," imbuhnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved