ILO: Kehilangan Pekerjaan karena Pandemi Covid-19 di Tahun 2021 Lebih Buruk dari Perkiraan
Fenomena kehilangan pekerjaan pada tahun 2021 karena pandemi Covid-19 jauh lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini dinyatakan oleh laporan ILO.
TRIBUNTERNATE.COM - Fenomena kehilangan pekerjaan pada tahun 2021 karena pandemi Covid-19 jauh lebih tinggi dari perkiraan.
Hal ini dinyatakan oleh laporan Organisasi Buruh Internasional (ILO).
Laporan ILO edisi kedelapan yang berjudul ILO Monitor: COVID-19 and the World of Work juga menunjukkan bahwa ada tingkat pemulihan yang berbeda antara negara maju dan berkembang sehingga mengancam ekonomi global.
ILO memproyeksikan bahwa jam kerja global pada tahun 2021 akan menjadi 4,3% di bawah tingkat pra-pandemi, setara dengan sekitar 125 juta pekerjaan penuh waktu.
Angka tersebut merupakan revisi dramatis dari proyeksi ILO bulan Juni sebesar 3,5% atau 100 juta pekerjaan penuh waktu.
Menurut ILO, hal ini disebabkan oleh distribusi vaksin dan kapasitas fiskal yang tidak merata.
Baca juga: Raker KPK di Hotel Mewah Tuai Kritikan, DPR Fraksi Gerindra: Menurut Saya Itu Bukan Pemborosan
Baca juga: Akibat Krisis Iklim, Dunia Kini Hadapi Ancaman Gelombang Panas yang Tak Tertahankan
Baca juga: WHO Waspadai Varian Baru Corona AY.4.2 yang Telah Menyebar di Seluruh Inggris dan Negara-Negara Lain
Baca juga: Distribusi Vaksin Global Belum Merata, WHO Tak Setuju Vaksin jadi Syarat Perjalanan Luar Negeri
“Distribusi vaksin dan kapasitas fiskal yang tidak merata secara dramatis mendorong tren ini, dan keduanya perlu segera ditangani,” kata kepala ILO Guy Ryder kepada wartawan pada konferensi pers PBB seperti dikutip dari Anadolu Agency.
"Saya pikir pesan keseluruhan (dari fenomena ini, red) adalah bahwa pemulihan ini goyah."
ILO memperingatkan bahwa perbedaan besar dalam tren pemulihan lapangan kerja antara negara maju dan berkembang akan bertahan jika tidak ada dukungan finansial dan teknis yang nyata.
Menurut ILO perbedaan ini terutama didorong oleh perbedaan nyata dalam distribusi vaksin dan paket stimulus fiskal.
“Ketidakseimbangan ini dapat diatasi dengan cepat dan efektif melalui solidaritas global yang lebih besar sehubungan dengan vaksin,” baca laporan itu.
Pada kuartal ketiga tahun 2021, total jam kerja di negara-negara berpenghasilan tinggi 3,6% lebih rendah dari pada kuartal keempat tahun 2019.
Sebaliknya, kesenjangan di negara-negara berpenghasilan rendah mencapai 5,7% dan 7,3% di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah.
Dari perspektif regional, Eropa dan Asia Tengah mengalami kehilangan jam kerja yang paling dapat kecil dibandingkan dengan tingkat pra-pandemi, yakni sebesar 2,5 persen.
Selanjutnya diikuti oleh Asia dan Pasifik dengan 4,6 persen, Amerika dengan 5,4 persen, Afrika dengan 5,6 persen, dan negara-negara Arab dengan 6,5 persen.
(TribunTernate.com/Qonitah)