Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Varian Delta Menular Cepat Meski telah Divaksin, Peneliti Tekankan Pentingnya Suntikan Booster

Penelitian Imperial College London menunjukkan, varian Delta yang sangat mudah menular dapat menyebar bahkan dalam populasi yang sudah divaksin.

Freepik
Ilustrasi virus corona - Penelitian yang dilakukan oleh Imperial College London menggambarkan bagaimana varian Delta yang sangat mudah menular dapat menyebar bahkan dalam populasi yang divaksinasi. 

TRIBUNTERNATE.COM - Seseorang yang telah divaksin tetapi terpapar virus corona varian Delta, masih dapat menularkannya dengan mudah ke anggota keluarga yang tinggal di dalam satu rumah.

Meskipun mudah menularkan, kontak yang terpapar tersebut cenderung tidak terinfeksi jika mereka telah divaksin.

Hal ini diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris.

Penelitian yang dilakukan oleh Imperial College London menggambarkan bagaimana varian Delta yang sangat mudah menular dapat menyebar bahkan dalam populasi yang divaksinasi.

Namun, para peneliti menggarisbawahi bahwa temuan ini tidak melemahkan argumen bahwa vaksinasi sebagai cara terbaik untuk mengurangi gejala berat Covid-19, dan mengatakan bahwa suntikan booster diperlukan.

Mereka menemukan infeksi Covid-19 pada yang orang yang sudah divaksin bisa sembuh lebih cepat.

Meski begitu, tingkat penularan tetap serupa dengan yang tidak divaksinasi.

Baca juga: Syarat Penumpang Pesawat di Luar Jawa-Bali Boleh Pakai Tes Antigen, Pemerintah Ungkap Alasannya

Baca juga: Raker KPK di Hotel Mewah Tuai Kritikan, DPR Fraksi Gerindra: Menurut Saya Itu Bukan Pemborosan

Baca juga: ILO: Kehilangan Pekerjaan karena Pandemi Covid-19 di Tahun 2021 Lebih Buruk dari Perkiraan

Baca juga: Tak Digaji Selama 12 Tahun, TKI Malah Dituntut Ganti Rugi Majikan di Malaysia, Ini Reaksi Dubes RI

"Dengan melakukan pengambilan sampel berulang dan sering dari kontak kasus Covid-19, kami menemukan bahwa orang yang divaksin masih dapat tertular dan menularkan infeksi di dalam lingkup keluarga, termasuk ke anggota rumah yang divaksin," kata Dr Anika Singanayagam, salah satu penulis studi tersebut seperti dikutip dari The Straits Times.

"Temuan kami memberikan wawasan penting tentang mengapa varian Delta terus menyebabkan jumlah kasus Covid-19 yang tinggi di seluruh dunia, bahkan di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi."

Penelitian yang melibatkan 621 peserta itu, menemukan bahwa dari 205 kontak dalam keluarga dengan orang yang terinfeksi varian Delta, 38 persen kontak yang tidak divaksin dinyatakan positif, dibandingkan dengan kontak yang divaksinasi hanya sebesar 25 persen.

Kontak yang divaksinasi yang dites positif Covid-19 rata-rata telah menerima suntikan vaksin lebih lama daripada mereka yang dites negatif.

Oleh karena itu, menurut peneliti, hal ini adalah bukti berkurangnya kekebalan tubuh dan mendukung perlunya suntikan vaksin booster.

Ahli epidemiologi kerajaan Inggris Neil Ferguson mengatakan bahwa penularan Delta berarti bahwa Inggris tidak mungkin mencapai herd immunity untuk waktu yang lama.

"Itu mungkin terjadi dalam beberapa minggu ke depan. Jika puncak penularan epidemi saat ini dan nanti mulai menurun, menurut definisi, kita telah mencapai herd immunity, tetapi itu tidak akan menjadi hal yang permanen," katanya.

"Imunitas berkurang seiring waktu, itu tidak sempurna, jadi Anda masih dapat tertular dan itulah mengapa suntikan booster sangat penting," pungkas Neil.

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved