Omicron Masuk Variant of Concern, Produsen Vaksin Ramai Kaji Efikasi terhadap Varian Baru Covid-19
Produsen vaksin ramai mengkaji ulang efikasi produk mereka terhadap varian baru Omicron.
Salah satunya yaitu Uni Eropa dan Inggris memperketat kontrol perbatasan ketika para ilmuwan berusaha mencari tahu apakah mutasi itu resisten terhadap vaksin.
Analis di Evercore ISI mengatakan data dari Qatar pada varian terbaru lainnya menunjukkan tingkat kemanjuran awal yang tinggi oleh vaksin saat ini beredar meskipun perlindungannya menurun secara signifikan empat bulan setelah pemberian dosis.
Baca juga: Vaksin Hanya Kurangi Penularan Varian Delta 40%, WHO Tegaskan Masyarakat Harus Tetap Jaga Prokes
Baca juga: Kasus Harian Covid-19 di Jerman Meroket, Angela Merkel Minta Jerman Lakukan Pembatasan Lebih Ketat
WHO tetapkan Omicron masuk variant of concern (VoC)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan virus corona varian B.1.1.529 atau Omicron ke dalam variant of concern (VoC), Jumat (26/11/2021).
Variant of concern (VoC) adalah varian virus corona yang menyebabkan peningkatan penularan dan angka kematian akibat Covid-19.

Bahkan, varian yang masuk dalam kategori ini juga disebut memiliki kemampuan dalam memengaruhi efektivitas vaksin.
Dikutip dari Kompas.com, varian-varian yang termasuk dalam kelompok yang dikategorikan sebagai Variant of Concern antara lain, yakni varian Alpha, varian Beta, varian Gamma, dan varian Delta.
Alasan yang menjadikan B.1.1.529 sebagai VoC
Dilansir dari situs resmi WHO, kasus infeksi pertama dari varian B.1.1.529 terkonfirmasi pada Selasa (9/11/2021).
Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi dan beberapa di antaranya mengkhawatirkan.
Sejauh ini, varian Omicron memiliki 32 mutasi pada spike protein, bagian dari virus yang digunakan sebagian besar vaksin untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh melawan Covid.
Bukti awal menunjukkan, adanya peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan VoC lainnya.
WHO menyampaikan, jumlah kasus akibat infeksi varian B.1.1.529 tampaknya meningkat di Afrika Selatan.
Sementara, diagnostik PCR SARS-CoV-2 saat ini terus mendeteksi keberadaan varian ini.
Beberapa laboratorium telah mengindikasikan bahwa untuk satu tes PCR, ada satu dari tiga gen target tidak terdeteksi.