Kondisi Pandemi sedang Genting, Eropa Sumbang 65 Persen Kasus Positif Covid-19 di Dunia
Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Eropa adalah penyumbang utama kasus Covid-19 dan sedang menghadapi wabah yang sangat parah.
TRIBUNTERNATE.COM - Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan Eropa adalah penyumbang utama kasus Covid-19 dan sedang menghadapi wabah yang sangat parah.
"Kami (Eropa) menyumbang 65% kasus Covid-19 yang berasal dari Eropa, dan Eropa berada di tengah wabah yang sangat sengit dan sangat sulit," kata Margaret Harris seperti dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (10/12/2021).
Harris menambahkan, saat ini kasus yang dominan disebabkan oleh varian Delta.
“Dan sebagian besar (kasus) adalah Delta,” tambahnya.
Kemudian, Harris kembali menekankan pesan lama dari WHO kepada masyarakat untuk benar-benar memperkuat langkah-langkah pencegahan penularan Covid-19.
Langkah-langkah tersebut adalah jaga jarak sosial dan vaksinasi.
Menurut Harris, hal tersebut perlu diperketat kembali karena semua hal itu akan menghentikan penyebaran virus corona varian Delta dan Omicron.

Dia mengatakan varian omicron telah terdeteksi di 58 negara setelah pertama kali dilacak di Afrika Selatan dan Botswana.
Harris mengatakan diperlukan dua kali lipat usaha pencegahan seperti menghindari pertemuan massal dan kerumunan.
Selain itu juga tentang ketertiban mengenakan masker dan memperhatikan kebersihan tangan.
Sementara itu, hingga kini, di seluruh dunia, sedikitnya ada lebih dari 5,3 juta kematian sejak pecahnya pandemi hampir dua tahun lalu.
ECDC prediksi Omicron akan sebabkan lebih dari setengah kasus Covid-19 Eropa
Badan kesehatan masyarakat Uni Eropa mengatakan bahwa varian Omicron dapat menjadi varian yang dominan pada infeksi Covid-19 di Eropa dalam beberapa bulan ke depan.
Perkiraan tersebut dapat memberikan informasi awal tentang penularan varian Omicron yang sangat tinggi, di atas varian Delta.
"Berdasarkan pemodelan matematika yang dilakukan oleh ECDC, ada indikasi bahwa Omicron dapat menyebabkan lebih dari setengah dari semua infeksi Sars-CoV-2 di Uni Eropa dalam beberapa bulan ke depan," kata Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa dalam sebuah pernyataan seperti dikutip The Strait Times.
