Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Paradoks Orang-orang Kaya Bepergian ke Luar Negeri tapi Minta Karantina Gratis, dan Sindiran Luhut

Para wisatawan dari luar negeri yang memaksa menjalani karantina kesehatan di Wisma Atlet beralasan tidak memiliki uang.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
ILUSTRASI Karantina Covid-19. - Sejumlah pasien Covid-19 mengikuti kegiatan senam pagi di Rumah Singgah Karantina Covid-19, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (26/5/2020). 

TRIBUNTERNATE.COM - Pandemi virus corona penyebab penyakit Covid-19 masih terus berlangsung.

Salah satu upaya untuk meminimalisir risiko penularan dan penyebaran virus corona adalah dengan penerapan karantina bagi masyarakat yang baru saja tiba atau plesiran dari luar negeri.

Namun, ada satu fenomena unik terkait pemberlakuan karantina di kalangan wisatawan yang baru pulang dari mancanegara.

Yakni, wisatawan yang menginginkan karantina gratis, padahal dirinya mampu bepergian ke luar negeri.

Komandan Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Letkol Agus Listiono menyebut ada 50-60 wisatawan yang memaksa untuk dimasukkan ke Wisma Atlet per harinya.

Untuk kemarin saja, Selasa (21/12/2021), ada 57 wisatawan yang akhirnya dimasukkan ke Wisma Atlet.

Para wisatawan dari luar negeri yang memaksa menjalani karantina kesehatan di Wisma Atlet beralasan tidak memiliki uang.

"Alasannya uang, rata-rata itu (wisatawan minta karantina di Wisma Atlet) tidak punya uang," kata Agus dalam rekam suara, Rabu (22/12/2021).

Baca juga: Penelitian: 3 Dosis Vaksin Sinovac Gagal Melindungi Seseorang dari Infeksi Covid-19 Omicron

Baca juga: Kemenkes RI Pastikan Kedelapan Kasus Omicron Bisa Ditangkal di Karantina, Belum Menyebar Keluar

Baca juga: Studi Tunjukkan Risiko Rawat Inap Kasus Infeksi Varian Omicron Lebih Ringan daripada Delta

Padahal, menurut Agus, mereka yang meminta untuk karantina secara gratis bertolak belakang dengan penampilannya atau latar belakang perjalanannya di luar negeri. 

"Dari segala penampilan glamor dan sebagainya, itu bisa ke luar negeri, jalan-jalan. Dilihat dari paspornya, dilihat dari penampilan, itu berhak (karantina) di hotel, bukan karantina di wisma," papar dia.

"Kalau menurut kami, melihat dengan kenyataan yang ada bisa ke luar negeri, harusnya bisa bayar hotel," terang Agus dilansir dari Kompas.com.

Pihak Agus pun tak memiliki solusi untuk wisatawan yang mengaku tidak memiliki duit dan meminta untuk karantina di Wisma Atlet.

Saat ditanya apakah diizinkannya para wisatawan untuk karantina di Wisma Atlet adalah bentuk pelonggaran, Agus membantahnya.

Dia khawatir disebut arogan sehingga mengizinkan para wisatawan karantina di wisma.

"Bukan ada kelonggaran. Mau tidak mau, apabila Mas itu kan bagaimana? Digitukan (tidak diizinkan karantina di Wisma Atlet) aja, saya dibilang tidak manusiawi. Nanti saya sebagai petugas dibilang arogan," terang Agus.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved