Virus Corona
Kasus Omicron di Indonesia Meluas, Kemenkes Ungkap Gejala yang Paling Banyak Dialami, Waspadai
Hingga Selasa (4/1/2022), total ada 254 kasus Omicron, 239 kasus berasal dari imported case dan 15 kasus berasal dari transmisi lokal. Ini gejalanya.
Menurut dr Nadia, kesiapan daerah dalam merespons penyebaran Omicron ini menjadi sangat penting untuk mencegah cluster baru penularan Covid-19 muncul.
Selain otoritas daerah, seluruh masyarakat juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.
dr Nadia menekankan kewaspadaan individu untuk terus ditingkatkan guna menghindari potensi penularan Omicron.
Protokol kesehatan 5M dan vaksinasi harus berjalan beriringan sebagai kunci untuk melindungi diri dan orang sekitar dari penularan Omicron.
Diketahui, Omicron memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat dibandingkan varian Delta.
Sejak ditemukan pertama kali pada Rabu, 24 November 2021 di Afrika Selatan, kini Omicron telah terdeteksi di lebih dari 110 negara dan diperkirakan akan terus meluas.
Di level nasional, pergerakan Omicron juga terus meningkat sejak pertama kali dikonfirmasi pada 16 Desember 2021.
Negara yang mendominasi penambahan kasus Omicron di Indonesia
Dikutip dari kemkes.go.id, Kemenkes merinci kasus Omicron di Indonesia masih didominasi dari para pelaku perjalanan internasional yang berasal dari negara Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan USA.
Upaya antisipsi dalam negeri pun dilakukan dengan memperkuat fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk aspek penunjang seperti SDM Kesehatan serta farmasi dan alat kesehatan.
“Jumlah tempat tidur di Indonesia ada sekitar 400 ribu, 30 persen atau 120 ribu kita dedikasikan untuk Covid-19, sekarang yang terisi sekitar 240-250 ribu tempat tidur. Jadi masih ada room sekitar 110 ribu yang sebelumnya memang sudah kita alokasikan untuk COVID-19,” ujar kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, Senin (3/1/2022).
Baca juga: Mayoritas Pasien Covid-19 Varian Omicron Tak Bergejala, Ahli: Berkat Efektivitas Vaksin
Baca juga: Buat Tambahan Kasus di Beberapa Negara Melonjak Pesat, WHO Sebut Omicron Berisiko Sangat Tinggi
Menkes menambahkan, pada serangan varian delta di pertengahan tahun 2021, oksigen merupakan kebutuhan esensial bagi perawatan pasien Covid-19, baik di rumah sakit maupun isoman di rumah.
Kelangkaan pasokan oksigen kemudian berdampak bagi pasien yang sedang menjalani perawatan intensif.
Kemenkes distribusikan kebutuhan oksigen medis dan obat bagi pasien
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen medis, Kementerian Kesehatan telah mendistribusikan kurang lebih 16 ribu oksigen konsentrator atau setara 800 ton/hari ke rumah sakit-rumah sakit untuk perawatan pasien Covid-19, terutama rumah sakit yang kesulitan mengakses oksigen cair.