Virus Corona
Ngegas, dr Tirta Bantah Covid-19 Naik saat Tahun Baru Gara-gara Konspirasi: Wajar Kalau Naik
dr Tirta dengan gaya edukasinya yang ngegas, menyampaikan bahwa wajar jika Covid-19 naik gara-gara tahun baru.
TRIBUNTERNATE.COM - Influencer sekaligus tenaga kesehatan dr Tirta Mandira Hudhi tegas membantah adanya konspirasi di balik naiknya kasus Covid-19 usai momen Tahun Baru 2022.
Lewat akun Instagramnya, Kamis (6/1/2022), dr Tirta dengan gaya edukasinya yang ngegas, menyampaikan bahwa wajar jika Covid-19 naik gara-gara tahun baru.
Dokter Tirta menjelaskan, kenaikan kasus tidak hanya terjadi di Indonesia saja.
"Bukan, dan enggak hanya di Indonesia," kata dr Tirta.
Ia menjelaskan, saat tahun baru mobilisasi manusia meningkat sehingga menyebabkan potensi penyebaran Covid-19 juga naik.
"Semakin meningkat pergerakan manusia di satu tempat, otomatis semakin meningkat potensi penularannya, makannya wajar kalau naik," ujar dia.
Dokter Tirta juga menjelaskan bahwa beberapa bulan sebelum tahun baru, sudah diperingatkan akan ada potensi kenaikan kasus.
Ia menjelaskan, yang penting saat ini adalah menjaga kesehatan dan kebersihan.
Baca juga: Kasus Omicron di Indonesia Meluas, Kemenkes Ungkap Gejala yang Paling Banyak Dialami, Waspadai
Baca juga: Muncul 2 Kasus Omicron di Surabaya, Terinfeksi setelah Pulang dari Bali, Berstatus OTG
Kemudian membahas soal Omicron, dr Tirta menjawab mengapa banyak orang yang terpapar varian Omicron justru sudah menerima vaksin Covid.
Dokter Tirta menjelaskan, vaksin Covid-19 tidak melindungi manusia dari penularan.
"Vaksin itu tidak melindungi kita dari penularan, tapi melindungi kita dari gejala berat," kata dr. Tirta.
Penularan Omicron di Indonesia sudah capai 254 kasus
Hingga Selasa (4/1/2022), Indonesia mencatatkan penambahan 92 kasus baru Covid-19 akibat penularan varian baru virus Corona B.1.1.529 atau Omicron.
Sehingga, total kasus Covid-19 dari penularan varian Omicron menjadi 254, terhitung sejak diumumkan pertama kali oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada 16 Desember 2021.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, dari jumlah tersebut, 239 kasus merupakan pelaku perjalanan internasional (imported case) dan 15 kasus merupakan transmisi lokal.
"Mayoritas (penularan) masih didominasi dari pelaku perjalanan dari luar negeri," kata Nadia dalam keterangan tertulis dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Infeksi Ganda Covid-19 & Influenza Florona Terdeteksi di Israel, Serang Sistem Kekebalan Tubuh
Baca juga: Sri Lanka di Ambang Kebangkrutan akibat Krisis Covid-19, Orang Muda Antre untuk Meninggalkan Negara
Sebelumnya, Menkes Budi menyebutkan, kasus varian Omicron di Indonesia didominasi dari pelaku perjalanan dari luar negeri asal Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.
Oleh karenanya, ia meminta masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri terutama kelima negara tersebut.
Nadia juga memaparkan tentang gejala yang kerap dirasakan oleh pasien Covid-19 varian Omicron.
Menurutnya, mayoritas pasien yang terpapar varian Omicron mengalami gejala ringan dan tanpa gejala.
Sebagian besar dari pasien, lanjutnya, mengalami batuk dan pilek.
"Dari hasil pemantauan, sebagian besar kondisinya ringan dan tanpa gejala. Gejala paling banyak adalah batuk (49 persen) dan pilek (27 persen),” ujar dia.
(TribunTernate.com/Qonitah)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/ternate/foto/bank/originals/dr-tirta-hbskjgdb.jpg)