Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Sangkal Ayahnya Terjerat OTT KPK, Anak Rahmat Effendi: Memang Ini Pembunuhan Karakter

Ade Puspita Sari mengatakan, OTT KPK yang digelar Rabu (5/1/2022) tersebut merupakan pembunuhan karakter kepada ayahnya, Rahmat Effendi.

Kolase TribunTernate (Sumber Ade Puspita Instagram/infobekasi.coo, Rahmat Effendi: Tribunnews/Jeprima)
Anak Rahmat Effendi, Ade Puspita. 

TRIBUNTERNATE.COM - Anak Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Ade Puspita Sari, menyangkal Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap ayahnya.

Menurut Ade, tidak ada transaksi suap yang berlangsung di rumah dinas Wali Kota Bekasi saat KPK menangkap ayahnya.

Ia menilai bahwa OTT KPK terhadap Rahmat Effendi ini merupakan upaya pembunuhan karakter.

Kemudian, Ade yang juga menjadi Ketua DPD Partai Golkar Kota Bekasi itu menyangkutpautkan OTT ayahnya ini dengan agenda Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Ade memberikan pernyataannya ini di acara pelantikan Pengurus Partai Golkar tingkat Kecamatan se-Kota Bekasi, Sabtu (8/1/2022).

Penggalan pernyataan Ade terekam dalam video berdurasi 1.40 menit dan diunggah oleh sejumlah akun media sosial Instagram, salah satunya akun Instagram @infobekasi.coo.

Dalam pernyataannya, Ade mengatakan tidak ada uang sama sekali yang dibawa bersama Rahmat Effendi, seperti yang dijelaskan sebelumnya oleh KPK.

Ia pun menegaskan, banyak pihak yang menjadi saksi kejadian itu.

"Saksinya banyak, staf yang di rumah itu saksi semua. Bagaimana Pak Wali dijemput di rumah, bagaimana Pak Wali hanya membawa badan. KPK hanya membawa badan Pak Wali, tidak membawa uang sepeser pun," ungkap Ade pada Sabtu (8/1/2022) seperti yang diungkapkannya dalam video tersebut.

Ia mengatakan, Rahmat Effendi dan KPK tidak membawa uang dari pendopo.

Menurut Ade, uang yang ada di KPK itu, adalah uang pengembangan yang berasal dari pihak ketiga, yakni Kepala Dinas dan dari Camat.

"Bahwa Pak Wali bersama KPK tidak membawa uang dari pendopo. Uang yang ada di KPK itu uang yang ada di iuran dari pihak ketiga, dari Kepala Dinas, dari Camat. Itu pengembangan, tidak ada OTT," ujar Ade.

Baca juga: Jabar Usahakan Minyak Goreng Turun Jadi Rp14 Ribu per Liter, Ridwan Kamil: Sesuai Perintah Ibu-ibu

Baca juga: Omicron Merebak, Jumlah Kasus Covid-19 Dunia Telah Lampaui Angka 300 Juta

Baca juga: Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi Terjerat Korupsi, Ketua KPK: Banyak Pihak yang Terlibat

Kemudian, Ade menyebutkan, penangkapan terhadap Rahmat Effendi menjadi bagian dari agenda Pemilu atau Pilpres 2024.

Ia pun mengatakan, penangkapan tersebut merupakan pembunuhan karakter kepada ayahnya.

Selain itu, Ade menyinggung tentang warna kuning yang identik dengan partainya, Partai Golkar, sedang diincar.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved