6 Fakta Pembebasan Buaya Berkalung Ban di Palu, Ditangkap Pria asal Sragen yang Rogoh Kocek Sendiri
Buaya berkalung ban berhasil ditangkap di sekitar Jembatan Palu II, Jl I Gusti Ngurah Rai, Kelurahan Tatura Selatan, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu
Ia pun kembali menjelaskan, alasannya untuk melepaskan ban dari leher buaya disebabkan tidak tega melihat binatang terikat-ikat.
Baca juga: Kekeuh Sebut Kerangkeng Manusia Tempat Pembinaan, Bupati Langkat: Tidak Ada Izin, Itu Sudah Umum
Baca juga: Pakar Epidemiologi Sebut Omicron Bukan Varian Covid-19 yang Terakhir, Minta Jangan Dianggap Remeh
Bahkan, tekad untuk melepaskan ban dari leher buaya itu adalah kemauannya sendiri.
"Saya memang tidak suka ada binatang terikat-ikat saya tidak suka dari dulu, biar ular saya kase lepas. Ini kemauannya saya sendiri, karena saya merasa kasihan dan saya mau buktikan bisa menyelamatkan buaya ini," tambah Tili.
Tili mengatakan, buaya berkalung ban ini dianggap seperti temannya.
"Ini buaya saya anggap seperti teman," tandasnya.
3. Tili Merogoh Kocek Pribadi Demi Selamatkan Buaya Berkalung Ban
Ada cerita unik di balik upaya penangkapan buaya berkalung ban di Kota Palu ini.
Si penangkap buaya, Tili, rupanya rela merogoh koceknya sendiri untuk menangkap buaya berkalung ban.
Uang pribadinya itu digunakan untuk membeli umpan seperti ayam, burung merpati, dan bebek untuk memancing buaya.
Ia bahkan menghabiskan uang jutaan rupiah.
"Habis uang sekitar Rp4 juta, kalau ayam sekitar 35 ekor sama merpati," ujar Tili.
Selain itu, Tili menuturkan bahwa dirinya menggunakan tali dengan panjang sekitar 300 meter.
Namun, kini tali yang tersisa hanya 100 meter, sebab sebagiannya telah dicuri.
"Pokoknya kalau tali, ada sekitar 300 meter, dan tinggal 100 meter dicuri orang, tapi saya ikhlaskan," tuturnya.

"Saya jeratnya pakai tali kapal, karena tidak ada modal makanya saya sambung-sambung saja," tambah Tili.