Hendak Antre Beli Minyak Goreng di Ritel, Seorang Warga Berau Meninggal Dunia, Ini Kronologinya
Sandra (41) seorang warga Kelurahan Teluk Bayur, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur meninggal dunia saat hendak antre membeli minyak goreng di ritel.
Dengan menggunakan mobil ambulans Kecamatan Teluk Bayur, korban pun langsung dibawa sang suami menuju ke RSUD Abdul Rivai. Akan tetapi, belum sempat tiba di RSUD, korban sudah meninggal dunia.
"Baru sampai di Bujangga, korban sudah meninggal dunia, dan oleh suaminya dibawa pulang kembali ke rumah," ungkap Kasiyono.
Pihak keluarga menolak untuk dilakukan visum terhadap jenazah korban dan kini kasus tersebut sedang dalam proses penyelidikan oleh Polsek Teluk Bayur.
"Rencananya jenazah korban akan dimakamkan di pemakaman Muslimin Kelurahan Teluk Bayur, namun masih menunggu kedatangan anak korban dari Samarinda," ujar Kasiyono.
Sementara itu, Camat Teluk Bayur, Endang Iriyani turut prihatin atas kejadian yang sangat tidak disangka.
Ia memastikan bahwa antrean minyak goreng di salah satu ritel di wilayahnya tidak begitu berdesakan.
Namun, antusias warganya dalam mencari minyak goreng memang tidak berbeda dari yang lainnya.
Endang menyebut bahwa peristiwa itu langsung diteruskan kepada Pemkab Berau, apalagi Sandra masih memiliki dua anak kecil.
"Kami turut prihatin, hingga terjadi kejadian seperti ini," ujar dia.
Baca juga: Kisah Wanita Korban Penipuan Berkedok Pre-Order Minyak Goreng: Rp95 Juta Melayang, Barang Nihil
Baca juga: Disperindag Temukan Minyak Goreng Kadaluwarsa yang Dijual dengan Harga Tinggi
Persoalan minyak goreng hingga saat ini belum mampu diselesaikan oleh pemerintah. Masyarakat masih sulit memperoleh minyak goreng di pasaran.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi mengatakan, sebenarnya stok minyak goreng yang dimiliki pemerintah cukup bahkan melimpah yang dihasilkan dari penerapan kebijakan DMO (domestic market obligation) dan DPO (domestic price obligation).
"Ini kita bicara seluruh Indonesia, 390 juta liter ini untuk seluruh Indonesia, per kemarin itu sudah 415 juta liter hanya dalam 20 hari," ujar Mendag saat melakukan kunjungan ke Pasar Kebayoran Lama, Rabu (9/3/2022).
Mendag membeberkan ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab mengapa minyak goreng langka di pasaran.
Pertama, karena kebocoran untuk industri yang kemudian dijual dengan harga tidak sesuai patokan pemerintah. Kedua, ada penyelundupan dari sejumlah oknum.
"Ini akan saya tindak keduanya menurut hukum," tegas Mendag.