Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Penyiraman Air Keras 5 Tahun Lalu, Novel Baswedan: Perjuangan Terberat adalah Melawan Lupa

Hingga kini, dalang atau aktor intelektual di balik kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan belum terungkap.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat menyampaikan kata sambutan pada acara penyambutan dirinya kembali aktif bekerja, di pelataran gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7/2018). Lima tahun berlalu, Novel Baswedan pun kembali menyinggung penyiraman air keras yang menimpa dirinya. 

Suasana jalan terasa tenang dan normal seperti biasa, hanya ada beberapa orang yang melaluinya untuk pergi ke masjid.

Beberapa orang yang hadir di masjid terdiri atas warga sekitar, yang juga sebagian dikenal oleh Novel Baswedan.

Setelah menyelesaikan shalat, Novel Baswedan kembali ke rumahnya dengan berjalan kaki.

Di tengah perjalanan pulang itulah, ia mendengar suara sepeda motor mendekat dan berjalan lambat.

"Saat di pertigaan saya tidak mendengar suara motor, saat di jalan ke rumah saya, saya mendengar," kata Novel Baswedan dalam persidangan yang dipantau dari akun YouTube PN Jakarta Utara, Kamis (30/4/2020), dikutip dari Kompas.com.

Ketika sepeda motor mendekat, Novel Baswedan refleks menolehkan wajahnya ke kanan, sesuai arah datangnya suara.

Namun, belum sempat ia menengok dan mengenali wajah si pengendara, muka Novel sudah keburu disiram air keras.

Setelah menyiram wajah Novel, kedua pelaku langsung meninggalkan lokasi dengan cepat mengendarai sepeda motor matic.

Ketika disiram air keras, Novel merasakan wajahnya begitu panas seperti terbakar.

Pandangan matanya waktu itu juga sangat buram.

Baca juga: Istri Firli Bahuri Bikin Mars dan Hymne KPK, Tuai Kritikan dari IM57+ Institute dan Novel Baswedan

Kemudian, Novel Baswedan berusaha mencari sumber air untuk menyiram wajahnya di sebuah rumah paling dekat di tempat kejadian.

Akan tetapi ia mengurungkan niatnya, lalu berputar ke arah masjid untuk menjangkau tempat wudhu.

Namun, karena pandangannya begitu buram, Novel sempat menabrak batang pohon lalu terjatuh.

Ia juga berteriak kencang karena tak kuasa menahan sakitnya luka bakar yang terasa di wajah.

Mendengar teriakan Novel, warga yang ikut shalat subuh langsung menghampiri dan membantunya kembali ke masjid.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved