Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Penyiraman Air Keras 5 Tahun Lalu, Novel Baswedan: Perjuangan Terberat adalah Melawan Lupa

Hingga kini, dalang atau aktor intelektual di balik kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan belum terungkap.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan saat menyampaikan kata sambutan pada acara penyambutan dirinya kembali aktif bekerja, di pelataran gedung KPK, Jakarta, Jumat (27/7/2018). Lima tahun berlalu, Novel Baswedan pun kembali menyinggung penyiraman air keras yang menimpa dirinya. 

Di sana, Novel berulang kali membasuh wajahnya dengan air untuk membersihkan paparan air keras di wajahnya.

Setelah itu, tetangga Novel berinisiatif mengambil mobil dan membawanya ke Rumah Sakit Mitra Keluarga untuk mendapatkan perawatan.

Setelah dirawat di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, Novel sempat dirujuk ke RS Jakarta Eye Center, Menteng, Jakarta.

Tak berselang lama, diambillah keputusan agar Novel Baswedan menjalani perawatan di Singapura, tepatnya di Singapore General Hospital.

“Hari ini kami sudah konsultasi dengan para dokter, mungkin untuk mendapatkan terapi yang lebih baik kita merujuk Pak Novel ke Singapura. Mohon doanya agar kondisi beliau cepat kembali pulih,” kata Ketua KPK Agus Rahardjo saat itu di RS Jakarta Eye Center (12/4/2017).

Dugaan keterlibatan jenderal polisi

Diketahui, pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan baru bisa ditemukan tiga tahun setelah kejadian.

Perjalanan kasus hingga ditemukannya pelaku berlangsung dalam dua masa jabatan Kapolri, yakni di masa kepemimpinan Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan Jenderal (Pol) Idham Azis.

Penyelidikan kasus air keras Novel Baswedan memang sempat mandek.

Bareskrim Polri selaku penanggung jawab kasus beralasan kesulitan menemukan pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan karena tak ada CCTV yang menangkap dengan jelas wajah pelaku.

Penyelidikan semakin tersendat, ketika hubungan Novel Baswedan dengan pihak kepolisian semakin tegang.

Sebab, Novel menyebut adanya dugaan orang kuat dibalik kasus penyiraman air keras yang menimpa dirinya.

Novel mengatakan ada jenderal di kepolisian yang terlibat dalam kasus penyiraman air keras tersebut.

Kemudian, ia juga mengatakan tak yakin kasusnya akan selesai jika ditangani Polri.

Ia meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengungkap pelaku dan dalang penyiraman air keras yang membutakan mata kirinya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved