Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Mudik Lebaran 2022

Kisah Pemudik Tempuh Perjalanan Berhari-hari ke Kampung Halaman, Ada yang Gowes Selama 3 Hari

Ada yang memutuskan mudik menggunakan mobil via darat, tetapi dengan perjalanan lintas pulau, ada pula yang mudik dengan menggunakan sepeda kayuh.

TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar
Seorang pria lanjut usia bernama Salikun Angel (62), melakukan perjalanan mudik menggunakan sepeda dari Tebet, Jakarta, tujuan Kebumen, Jawa Tengah. 

TRIBUNTERNATE.COM - Beberapa hari menjelang Lebaran 2022 atau Idul Fitri 1443 H, masyarakat sudah mulai melakukan perjalanan pulang ke kampung halaman alias mudik.

Perjalanan mudik pun bisa mencapai ratusan, bahkan ribuan kilometer.

Namun, bagi beberapa orang yang hanya memiliki opsi transportasi yang tidak terlalu leluasa, perjalanan mudik dapat memakan waktu hingga berhari-hari.

Ada yang memutuskan mudik menggunakan mobil via darat, tetapi dengan perjalanan lintas pulau, ada pula yang mudik dengan menggunakan sepeda kayuh.

Seperti apa kisah mereka? Berikut TribunTernate.com merangkum kisah unik dua pemudik yang menempuh perjalanan berhari-hari demi bertemu keluarga dan handai taulan di kampung halaman.

1. Mudik dari Jakarta Selatan ke Kebumen, Gowes Sepeda selama Tiga Hari tapi Tetap Berpuasa

Ada beberapa pemudik yang pulang ke kampung halaman dengan menggunakan sepeda kayuh, salah satunya adalah pria paruh baya bernama Salikun Angel (62).

Salikun Angel melakukan perjalanan dari Jakarta Selatan menuju Kebumen mengendarai sepeda.

Dirinya mantap untuk tetap berpuasa, meskipun harus menggowes sepeda selama perjalanan. 

Dijumpai TribunJakarta.com saat melintas di jalur mudik Kota Bekasi Jalan Jenderal Ahmad Yani, Kamis (28/4/2022) malam, bersepeda tidak menyurutkan semangat Salikun untuk tetap berpuasa.

Padahal jarak Jakarta Selatan ke Kebumen kurang lebih mencapai 450 kilometer.

Tentu jarak sejauh ini sangat menguras tenaga untuk melintasinya dengan bersepeda, apalagi untuk pria yang sudah tak muda lagi usianya itu.

"Insya Allah puasa terus, makanya kita istirahat tidur siang," kata Angel, saat berada di Bekasi. 

Namun, Salikun Angel memiliki strategi sendiri agar dapat menjaga puasa meski mudik menggunakan sepeda, yakni dengan aktif melakukan perjalanan di malam hari. 

Angel menjelaskan, ia berangkat dari kediamannya di Tebet setelah berbuka puasa.

Sekira pukul 22.30 WIB, ia baru sampai Kota Bekasi. 

Sepanjang malam, dia akan terus melakukan perjalanan dengan sesekali istirahat sejenak.

Angel baru akan berhenti beristirahat cukup lama sekira pukul 09.30 WIB keesokan harinya. 

"Sekitar setengah 10 nanti (pagi) istirahat saya, baru setelah ashar jalan lagi sampai magrib, istirahat lagi sampai salat terawih kelar baru jalan lagi," jelas dia. 

Baca juga: Angelina Sondakh Mengaku Pernah Gila Hormat Saat Jadi Anggota DPR: Euforia Kemewahan Itu Terjadi

Baca juga: Mudik Gratis, Strategi Pemerintah Kurangi Volume Kendaraan Pribadi Jalur Darat pada Arus Mudik 2022

Seorang pria lanjut usia bernama Salikun Angel (62), melakukan perjalanan mudik menggunakan sepeda dari Tebet, Jakarta, tujuan Kebumen, Jawa Tengah.
Seorang pria lanjut usia bernama Salikun Angel (62), melakukan perjalanan mudik menggunakan sepeda dari Tebet, Jakarta, tujuan Kebumen, Jawa Tengah. (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Dengan skema pengaturan waktu istirahat seperti itu, dia berharap tetap bisa menjaga puasa meski dalam perjalanan mudik menggunakan sepeda.

Salikun Angel telah memperhitungkan estimasi waktu dirinya tiba di Kebumen, yakni antara tiga sampai empat hari.

Sepanjang perjalanan itu, dia akan singgah di beberapa tempat untuk beristirahat. Ia juga mengaku sudah biasa mudik dengan menggunakan sepeda kayuh.

"Saya sudah sering mudik menggunakan sepeda dari tahun 2012, sudah sering gowes pulang kampung," kata Angel. 

Mudik 2022 kali ini, Angel mengaku hanya berangkat seorang diri. Meski sudah lansia, dia tidak khawatir lantaran hampir di setiap kota terdapat persinggahan. 

Angel sendiri aktif dalam komunitas Rumah Federalist, wadah bagi para goweser jenis sepeda lawas merek Federal. 

"Sampai Kebumen kira-kira tiga hari, tapi mungkin bisa lebih karena saya biasa singgah di rumah teman, sekarang aja sudah banyak yang hubungin buat diajak mampir," ungkap Angel.

Ini bukan kali pertama, ternyata Angel sudah cukup sering mudik menaiki sepeda.

"Saya sudah sering mudik menggunakan sepeda dari tahun 2012, sudah sering gowes pulang kampung," kata Angel saat dijumpai di Bekasi. 

Mudik menggunakan sepeda lanjut dia, sudah menjadi kebiasaan.

Selain gemar bersepeda, ia juga merasa lebih hemat biaya karana tak perlu memikirkan kocek untuk biaya bahan bakar. 

Bagi Angel, bersepeda sudah menjadi kendaraan sehari-harinya.

Berseprofesi sebagai pemulung, sejak 2002 ke mana-mana dia selalu menggunakan kendaraan ramah lingkungan tersebut. 

Rupanya, Salikun Angel juga memiliki misi mulia saat memilih sepeda dibandingkan kendaraan bermotor, yakni merawat lingkungan.

Dengan bersepeda, Angel meyakini dirinya ikut dalam melestarikan alam dan bukan sebaliknya.

"Kita membudayakan hidup sehat, kedua demi lingkungan karena lingkungan enggak butuh kita tapi kita butuh lingkungan, saya dari 2002 saya usahakan naik sepeda," jelas dia. 

Baca juga: Kisah Para Pemudik Lebaran 2022, termasuk Cari Toilet dengan Jalan Kaki 5 Kilometer

Baca juga: Mudik Lebaran Pakai Motor? Perhatikan 6 Hal Ini Sebelum Pulang Kampung agar Selamat Sampai Tujuan

Baca juga: Kisah Abdul Wahab di Jailolo yang Tak Pernah Mudik Selama 16 Tahun

Mudik menggunakan sepeda tentu memiliki risiko, mulai dari pontensi kerusakan, ban  bocor dan sebagainya.

Untuk itu, dia telah menyiapkan sejumlah perlengkapan seperti misalnya ban dalam cadangan serta kebutuhan lainyanya. 

"Alhamdulillah selama saya mudik saya enggak pernah ada masalah (trouble), tapi tetap bawa persiapan kayak ban dalam cadangan," ujar dia. 

Selain itu, perbelakan seperti kompor, tempat minum sudah pasti menjadi barang yang wajib di bawa selama perjalanan mudik

Perjalanan mudik menggunakan sepeda tahun ini kata dia, seperti rindu yang harus dibayar tuntas lantaran selama dua tahun terakhir tak bisa dilakukan akibat pandemi. 

"Kalau keluarga saya ada di kampung, rencana balik saya belum tahu kapan tapi pengennya agak lama di kampung karena udah dua tahun enggak mudik," jelasnya.

2. Perjalanan Hampir 2.000 Kilometer dari Padang ke Wonogiri, Dua Hari Baru Sampai di Cikampek

Cerita kedua datang dari seorang pria bernama Sarwono yang melakukan perjalanan mudik Lebaran 2022 dari Padang, Sumatera Barat menuju Wonogiri, Jawa Tengah.

Sarwono menceritakan, dirinya berangkat dari Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar) pada Rabu (27/4/2022) malam.

Ia ditemui tim Tribunnews.com  saat menepikan kendaraannya di Tol Jakarta-Cikampek KM 47, Jumat (29/4/2022).

Terlihat gurat lelah di raut wajah Sarwono.

Mengenakan baju koko dengan dua kancing terbuka, keringat mengalir dari wajah Sarwono saat membantu rekannya mengisi air radiator kendaraannya.

Selama dua hari perjalanan, ia baru sampai di daerah Cikampek.

"Saya mau mudik ke Wonogiri, dari Padang. Berangkat dari hari Rabu malam. Ini dua hari baru sampai sini," kata Sarwono di KM 47 Tol Japek, Jumat (29/8/2022).

Sebagai informasi, perjalanan dari tempat asal Sarwono ke Wonogiri berjarak sekitar 1.733 kilometer.

Sarwono mengaku, sebenarnya Wonogiri bukan kampung halamannya.

Pria yang lahir di Jawa ini hanya ikut bersama keluarga rekannya untuk ikut bersilaturahmi di Hari Raya Idulfitri 1443 H.

sarwono mudik dari padang ke wonogiri
Pemudik asal Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, Sarwono dan rekannya, menempuh dua hari perjalanan untuk sampai ke Tol Jakarta-Cikampek KM47, Jumat (29/4/2022).

Selama perjalanannya di Pulau Sumatera, dia lebih memilih jalur arteri. Hal ini karena melihat konsentrasi pemudik yang ke Sumatera lebih memilih melalui tol.

"Kalau liat berita, orang mau pulang ke Padang pada ngambil Tol Bakauheni-Palembang, tapi nyatanya macet. Karena kan dari sini baru coba jadi konsentrasinya ke tol semua, jadi kita ambil lajur tengah. Lewat Lahat dan Muara Enim, Sumatera Selatan," ungkapnya.

Singkat cerita, dia baru sampai di Tol Merak, Banten pada Jumat hari ini. Lalu, mereka melanjutkan perjalanan menuju Wonogiri dengan melalui Tol Dalam Kota.

Sekitar pukul 12.00 WIB, pria yang besar di Medan, Sumatera Utara itu menyebut perjalanan mereka tersendat mulai dari KM 29 Tol Japek.

Selama hampir tiga jam, kendaraan mereka berjalan bak siput karena padatnya arus lalu lintas.

Tak cukup lambannya perjalanan, rupanya kendaraan yang ditumpangi rombongan Sarwono tidak bisa menggunakan pendingin atau AC.

"Cuma gitu harus nggak pake AC, kalau dihidupkan AC, mesin cepat panas. Jadi rela panas. Total, sudah empat kali mesin panas (overheat)," jelasnya.

Perjalanan belum usai, dia harus menempuh sekitar tujuh jam perjalanan lagi jika dalam kondisi lalu lintas normal.

"Biasanya, kalau lalu lintas normal, dari Padang ke Wonogiri paling satu hari tujuh jam," ceritanya.

Meski begitu, kemacetan saat masa mudik mudik Lebaran memang merupakan seni perjalanan.

"Ini kebetulan sudah lama nggak Lebaran pun kesana, cuma karena kemarin terganggu Covid-19 jadi baru kali ini ke sana lagi," tuturnya.

Sumber: Tribunnews.com, TribunJakarta.com

Diolah kembali oleh TribunTernate.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved