Virus Corona
Korea Utara Laporkan Kasus Covid-19 Pertama, Fasilitas Kesehatan dan Imunitas Warga Dikhawatirkan
Korea Utara telah mengonfirmasi wabah Covid-19 pertamanya, sejak pandemi bermula pada awal 2020 lalu.
Pyongyang menangguhkan kargo kereta api masuk dari China pada akhir April lalu sebagai dampak dari merebaknya wabah tersebut, hanya empat bulan setelah melanjutkan layanan, menurut NK News.
Alastair Morgan, yang menjabat sebagai duta besar Inggris untuk Korea Utara antara tahun 2005 dan 2008, mengatakan dia mengharapkan tanggapan Pyongyang terhadap wabah itu setidaknya sama kejamnya dengan tanggapan terhadap kontrol China.
“Otoritas DPRK memiliki kemampuan dan organisasi untuk memberlakukan pembatasan secara internal maupun di perbatasan,” kata Morgan kepada Al Jazeera, merujuk pada nama resmi Korea Utara, Republik Rakyat Demokratik Korea atau Democratic People's Republic of Korea (DPRK).
“Jika mereka membatasi semua perjalanan antar wilayah dan lokal, ini kemungkinan akan memiliki konsekuensi yang parah bagi warga. Saat saya masih di sana, ada ketergantungan pada transportasi lintas wilayah untuk makanan dan perbekalan lainnya, meskipun hal ini mungkin telah berubah sampai batas tertentu di bawah tindakan DPRK hingga saat ini. Ini juga akan membatasi akses warga ke klinik dan fasilitas rumah sakit,” tambahnya.
Korea Utara telah berulang kali menolak tawaran bantuan vaksin dari inisiatif vaksinasi global yang didukung PBB.
Padahal, para pekerja bantuan telah memperingatkan Korea Utara bahwa negara itu akan kewalahan untuk menangani wabah virus corona yang masif, mengingat sistem kesehatannya yang bobrok.
“Sistem medis Korea Utara kuno, rapuh, dan sangat tidak siap untuk menangani wabah besar,” kata Tim Peters, seorang pekerja bantuan Kristen yang menjalankan organisasi Helping Hands Korea di Seoul.
“Fakta bahwa 40 persen populasi membutuhkan bantuan makanan sudah jelas menunjukkan sistem kekebalan yang lemah dari setidaknya 11 juta warga Korea Utara. Singkatnya, infrastruktur perawatan kesehatan yang ketinggalan zaman dan populasi yang sangat rentan adalah bencana yang tinggal menunggu waktu. Saya sangat berharap itu tidak terjadi," pungkas Tim.
Sebelum pandemi Covid-19, PBB memperkirakan lebih dari seperempat warga Korea Utara mengalami kekurangan gizi.
Tak hanya itu, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan negara itu sedang bersusah payah untuk memenuhi kebutuhan makan sendiri.
Sumber: Al Jazeera
(TribunTernate.com/Rizki A.)