Deretan Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Sejumlah Daerah, Lumajang hingga Lampung
Rupanya, kasus infeksi PMK juga dilaporkan di daerah selain Jawa Timur, seperti Provinsi Lampung, Aceh, hingga Nusa Tenggara Barat (NTB)
Selanjutnya, tidak merekomendasikan pemasukan hewan atau bahan asal hewan dari daerah wabah tertular.
Serta, tidak menerbitkan surat keterangan kesehatan hewan atau sertifikasi veteriner untuk ternak yang tidak berasal dari wilayah kerja masing-masing terutama ternak transit yang melewati Provinsi Lampung.
Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Bandar Lampung untuk tidak melalu lintasan hewan atau bahan asal hewan yang akan masuk ke Provinsi Lampung yang tidak dilengkapi dengan dokumen rekomendasi teknis.
Terpisah, Kadisnakkeswan Tubaba Nazaruddin Yahya mengatakan, 6 ekor sapi yang telah positif PMK milik dari Wayan Buma 2 ekor, Misno 2 ekor, Mugiono 2 ekor sapi.
"Sapi tersebut sudah dipisahkan untuk dilakukan pengecekan agar tidak tercampur dengan sapi lainnya dan sudah dipastikan 6 sapi itu positif PMK," kata Nazaruddin.
7 Domba di Lumajang Terinfeksi PMK
Sebanyak 7 ekor domba di Desa Kedawung, Kecamatan Padang, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dilaporkan terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Domba-domba itu mengalami luka lepuh di bagian bibir, sehingga mereka kehilangan nafsu makan.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang Rofiah mengatakan, memang dalam beberapa hari terakhir kasus PMK makin bertambah banyak.
Angka ini bertambah banyak karena setiap hari proses pendataan setiap hari terus berlangsung.
Terbaru, jumlahnya hewan ternak yang terinfeksi sudah 380 ekor.
Ratusan hewan ternak yang terpapar rencananya akan diberikan vaksin yang dikirim oleh Kementerian Pertanian. Sedangkan, untuk penanganan darurat kandang-kandang hewan ternak dilakukan penyemprotan disinfektan
"Langkah terdekat pendataan, pengobatan, dan penyemprotan disinfektan," katanya, sebagaimana diberitakan TribunJatim.com.
Rofiah menambahkan, untuk mengatasi penularan wabah PMK semakin meluas, pihaknya tengah menyusun tim satgas dari anggota gabungan Polri dan TNI.
Tugas satgas yakni mengawasi lalu lintas perdagangan hewan ternak di pasar-pasar. Hal ini dilakukan sebab beberapa kali temuannya di lapangan, sapi-sapi yang sakit dijual dengan harga yang cukup murah oleh peternak.