Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

AS Laporkan 2 Kasus Mutasi Virus Cacar Monyet, Apakah Jadi Lebih Mematikan?

Namun, virus penyebab wabah saat ini memiliki beberapa mutasi dibandingkan dengan versi virus yang beredar di Afrika.

Medical Xpress
Virus cacar monyet (monkeypox). Virus penyebab wabah saat ini memiliki beberapa mutasi dibandingkan dengan versi virus yang beredar di Afrika. 

TRIBUNTERNATE.COM - Dalam beberapa waktu terakhir, virus cacar monyet (monkeypox) bermunculan di sejumlah negara di dunia.

Di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai, cacar monyet pun berisiko menjadi ancaman kesehatan global.

Seperti sifat virus pada umumnya, kini ditemukan bahwa virus cacar monyet bermutasi.

Dua strain virus cacar monyet telah beredar dan dilaporkan oleh Amerika Serikat.

Hal ini menunjukkan beberapa introduksi ke negara tersebut.

Cacar monyet sendiri adalah virus DNA besar milik keluarga orthopoxvirus.

Berbeda dengan virus cacar yang terkait, yakni variola yang hanya menyerang manusia, virus cacar monyet ditemukan pada hewan pengerat dan hewan lain di beberapa bagian Afrika.

Orthopoxvirus adalah virus stabil yang tidak banyak bermutasi.

Namun, virus penyebab wabah saat ini memiliki beberapa mutasi dibandingkan dengan versi virus yang beredar di Afrika.

Lalu, bagaimana sifat mutasi virus cacar monyet? Apakah jadi lebih mematikan?

Baca juga: Cacar Monyet Semakin Mewabah, WHO akan Segera Putuskan Status Kedaruratannya

Baca juga: Masker Tak Diperlukan, CDC Sebut Virus Cacar Monyet Tak Menular Lewat Udara tapi Lewat Kontak Fisik

Baca juga: Penyebaran Cacar Monyet atau Monkeypox Semakin Meluas, Ahli Desak WHO Segera Beri Panduan Khusus

Studi Universitas New South Wales di Sydney belum menemukan bukti apakah mutasi ini mempengaruhi penyakit klinis.

Para ahli juga belum memahami apakah mutasi telah membuatnya lebih menular atau mengubah pola klinis menjadi lebih seperti infeksi menular seksual.

Dikutip dari Mint, cacar monyet adalah virus pernapasan dan tidak pernah digambarkan sebagai infeksi menular seksual di masa lalu.

Akan tetapi, pola transmisi saat ini tidak biasa.

Tampaknya ada masa inkubasi yang sangat singkat (24 jam) setelah kontak seksual, meski tidak semua kasus demikian.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved