Faktor Ekonomi dan Selingkuh Picu Terjadinya Kekerasan Terhadap Perempuan di Kota Ternate
Kasus kekerasan terhadap perempuan di Kota Ternate, sebagian besar dipicu karena perselingkuhan dan faktor ekonomi.
Penulis: Laode Havidl | Editor: Munawir Taoeda
TRIBUNTERNATE.COM - Kepala Dinas Permberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Ternate, Marjorie S Amal mengungkapkan kasus kekerasan terhadap perempuan di Kota Ternate, dipicu perselingkuhan dan faktor ekonomi.
Dijelaskan, kasus kekerasan terhadap perempuan sejak Januari hingga Juli 2022 ada peningkatan, dan kebanyakan merupakan kasus kekerasan dalam rumah tangga atau KDRT.
Sementara untuk kasus kekerasan seksual sudah mulai berkurang, tersisa saat ini kasus KDRT dan penelantaran. Untuk data terakhir kalau kekerasan, terdapat 14 kasus di Kota Ternate.
"Dari 14 kasus tersebut, yang dilaporkan melalui kita. Masih ada kasus lain yang dilaporkan melalui LSM terkait dan kepolisian, jadi bukan hanya 14 kasus saja, namun masih banyak, "katanya, Selasa (2/8/2022).
Baca juga: Ini Penjelasan Kejari Soal Keterlibatan Wali Kota Ternate pada Kasus Korupsi Anggaran Haornas
Ia mengaku, untuk penyebarannya hampir semua kelurahan ada kasus kekerasan terhadap perempuan, dengan motif yang berbeda.
Jika dilihat dari tahun ke tahun, kasus kekerasan terhadap perempuan di tahun 2022, sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Momen Hari Anak Nasional 2022, Wali Kota Ternate Janji Sekolahkan Dua Anak Putus Sekolah
"Karena waktu 2021 masa pandemi Covid-19, kasusnya lebih tinggi ketimbang saat ini, "ungkapnya.
Rata-rata motif dari kasus KDRT merupakan perselingkuhan dan faktor ekonomi.
"Dari 14 kasus yang dilaporkan merupakan perselingkuhan dan faktor ekonomi, "tandasnya. (*)