Petani Kelapa di Halmahera Utara Keluhkan Harga Kopra, Minta Perhatian Pemerintah
Petani kelapa di Halmahera Utara minta perhatian pemerintah atas harga jual kopra, di mana kopra hanya dihargai Rp 7.200 hingga Rp 7.500 per kilogram.
TRIBUNTERNATE.COM - Sekarang ini, Harga Kopra Maluku Utara dikisaran Rp 7.200 hingga Rp 7.500 per kilogram. Di mana harga kopra dikeluhkan petani kelapa di Halmahera Utara.
"Pemerintah sepatutnya memperhatikan Harga Kopra Maluku Utara sekarang ini, apalagi kopra di wilaya timur Indonesia seperti Maluku Utara cukup melimpah, "ungkap Junaidi, salah seorang petani kelapa di Halmahera Utara, Jumat (12/8/2022).
Harga Kopra Maluku Utara perlahan-lahan mengalami penurunan, kopra di Halmahera Utara hanya dihargai Rp 7.500 per kilogram.
"Kalau harga kopra, anjlok kami para petani kepala sangat terasah. Karwena itu perhatian untuk mengatasi harga kopra sekarang ini, "harapnya.
Baca juga: Pembangunan Jembatan Pondok Jaga Konservasi di Pantai Kastela Ternate Disorot
Dijelaskan, turunnya harga kopra dipengaruhi pasar globar, dan stok kopra di pabrik melimpah.

Selain itu, harga kopra yang dibeli juga bervariasi, misalkan dibeli langsung dari petani, harga kopra yang dipatok hanya Rp 7.200 per kilogram, sedangkan harga gudang Rp 7.500 per kilogram.
"Bagaimana saya dan para petani kelapa lain bisa puas, harga jualnya saja sangat rendah, padahal harga jual komoditas lain seperti pala, cengkeh cukup tinggi, "keluhnya.
Bayangkan, harga panjat pohon kelapa diharga Rp 6 ribu hingga Rp 7 ribu per pohon. Bagaimana petani kelapa dapat keuntungan dari hasil olahan kopra.
Baca juga: 2 Tempat Indah Wisata Morotai di Pulau Mitita, Bisa Diving Sambil Berenang dengan Hiu Sirip Hitam
"Harga kopra turun, tapi harga panjat setara dengan harga kopra, ini jadi keluhan petani kelapa di Halmahera Utara bahkan Maluku Utara, "tandasnya.
Sementara Jainal, petani kepala asal Kecamatan Galela mengeluhkan harga kopra turun, sementara biaya produksi dan biaya kebutuhan pokok semakin tinggi.
"Bayangkan, kebutuhan ekonomi rumah tangga kami tinggi, sementara kami hanya bergantung pada kopra, dengan kondisi harga turun seperti sekarang, sangat menyulitkan kami para petani, "tandasnya. (*)