Kasus Tewasnya Brigadir J
Kondisi Terkini Bharada E: Masih Trauma, Makin Mendekatkan Diri kepada Tuhan, Ingin Bertemu Keluarga
Kuasa hukum Bharada E, Ronny Talapesy, menyebut bahwa kliennya masih trauma sehingga butuh pendampingan psikologis.
Pengacara Bharada E, Ronny Talapessy, menyebutkan bahwa kliennya syok dan langsung mundur seusai tiga sampai empat kali menembak Brigadir J atau Yosua.
“Klien saya sudah konsisten dalam BAP, saudara FS memerintah untuk membunuh,” ucap Ronny Talapessy dalam program Kompas Malam KompasTV, dikutip Minggu (11/9/2022).
“Klien saya menembak pertama kali, tiga sampai empat tembakan. Kemudian klien saya mundur karena syok, kemudian saudara FS maju untuk menembak,” lanjutnya,
Di sisi lain, pihak Ricky Rizal dan Kuat Maruf tidak menyampaikan keterangan bahwa Ferdy Sambo menembak Yosua.
Pengacara Ricky Rizal mengaku kliennya hanya melihat Sambo menembak tembok dan lokasi lain sebagai bentuk penyamaran perkara.
“Soal saudara RR tidak melihat, atau saudara KM tidak melihat, nanti kita uji bersama di pengadilan,” kata Ronny.
Baca juga: Pelanggaran Berat AKBP Jerry Raymond Siagian di Kasus Brigadir J, soal Pelecehan Putri Candrawathi
Baca juga: Alasan Ferdy Sambo Beri Rp 500 Juta ke Bripka RR: Kaitannya dengan Putri Candrawathi di Magelang
Indikasi Brigadir J Ditembak dengan Lebih dari 1 Senjata
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menyebut ada indikasi Brigadir Yoshua Nofriansyah Hutabarat atau Brigadir J ditembak lebih dari satu senjata.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan terdapat perbedaan besaran lubang bekas tembakan di tubuh Brigadir J.
Namun untuk membuktikan indikasi tersebut, pihaknya akan menunggu hasil autopsi ulang.
"Nanti uji autopsi ulang itu sangat membantu, ada perbedaan besaran lubang di jenazah antara satu sisi dan sisi yang lain."
"Jadi ini nanti kalau seandainya terbukti dalam autopsi ulang, akan membuktikan bahwa dia tidak mungkin ditembak satu senjata, berarti ada dua senjata. Itu titik krusial di autopsi kedua penting untuk menjawab."
"Walaupun kami mengindikasikan bahwa ini tidak mungkin satu senjata," kata Taufan, Kamis (18/8/2022) dalam acara Kompas Siang KompasTv.
Taufan juga mengatakan, pihaknya kini mendalami satu hal krusial, yakni perbedaan pernyataan antara Bharada E dan eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
"Yang sedikit krusial di sini adalah perbedaan pengakuan."